Jumat, September 23, 2011

Untuk Para MOMWANNABE (Rinduku Padamu Anakku)



Baru mo nutup notbuk, sempetin baca imel dulu. Seperti biasa, list dipenuhi dengan topik2 diskusi milisnya mbak Asma Nadia, salah satu penulis favoritku. Ini sekedar share, ada seorang anggota milis yang becerita tentang dirinya yang sudah 5 tahun berumah tangga dan belum dikaruniai buah hati. Kesuksesan karirnya dan suami tidak mampu menggantikan kerinduan keduanya akan tangisan seorang bayi. Dari imel itu, berbalas dari anggota yang lainnya. Berbagai cerita muncul, 2 tahun menunggu, bahkan seorang anggota telah menanti 10 th untuk memiliki seorang momongan.

Aku jadi mengingat diriku sendiri... Sudah lebih dari 1 tahun, ini perjalanan perkawinan tahun kedua, tapi belum juga dikaruniai momongan. Rasanya sedih betul ketika ada yang menanyakan "uda isi belum?". Ini belum apa2, pikirku... Mungkin benar, Allah punya caranya sendiri ketika akan menitipkan momongan kepada kita. Mungkin Dia sedang mempersiapkan putra putri sholeh sholihah untuk kita. "Ikhlas, tawakal, dan ikhtiar...pada saatnya nanti, pasti akan diberi", kata ibuku ketika aku sempat curhat padanya.

Untukku, sahabatku amanda, mbak tyas, dan momwannabe lainnya.. Mungkin kita memang dipersiapkan jadi ibu yang siap mental dan fisik hingga kelak mampu mendidik anak2 kita sehingga menjadi anak2 yang sholeh. Jadi, mari pantaskan diri, luruskan niat.. Semoga Allah mengijabah doa kita.





Semangat Momwannabe!! ^_^

semoga manfaat..

Belajar lebih PRODUKTIF


Mencoba sharing artikel 'mengena' hari ini... monggo pinarak...
Di copas dari blognya pak Jami Azzaini dengan judul : Produktif Itu Diawali Dengan Menentukan Prioritas


Gagal mengelola waktu bisa menjadikan seseorang tidak produktif. Atau dengan kata lain, seseorang yang tidak produktif biasanya karena ia salah menetapkan prioritas.
Sejak tahun 1997, saya menggunakan kerangka penggunaan waktu yang dipopulerkan oleh Stephen R. Covey. Cara ini sangat membantu dalam menetapkan prioritas hidup sehingga saya selalu bersemangat.
Menurut Covey ada 4 cara membagi/mengelola waktu. Pertama, penting tetapi tidak mendesak. Apa contohnya? Anda menemui seorang klien potensial itu penting. Tetapi bila pertemuan itu hanya untuk membicarakan susunan acara gathering awal tahun 2012 itu berarti tidak mendesak. Bukankah sekarang masih September?
Kedua, mendesak tetapi tidak penting. Misalnya? Saya pernah ditelepon teman lama zaman sekolah dulu. “Mil bantuin saya dong. Mantan pacar saya besok mau menikah. Ini khan kejadian spesial buat dia. Saya ingin memberikan hadiah yang mahal dan berkesan buat dia supaya dia menyesal tidak memilih saya.” Kemudian saya bertanya, “Terus apa hubungan dengan saya?” Dengan mantap dia menjawab, “Tolong pinjemin saya uang dong!”
Ketiga, tidak penting dan tidak mendesak. Sibuk di depan komputer, iPad, BB tanpa tujuan yang jelas sehingga habis memikirkan status yang hendak ditulis di Facebook atau twiiter. Bahkan karena bingungnya ia kemudian hanya menulis status: Saya bingung, sepi sendiri,  gue lagi gak ada ide.
Keempat, penting dan mendesak. Contohnya, sebagai seorang trainer saya harus memberikan training hari ini pukul 10.00 di Ritz Carlton Hotel Jakarta. Contoh lainnya, seorang mahasiswa harus meminta persetujuan judul skripsi kepada dosen hari ini sebelum dia berangkat ke luar negeri selama 2 bulan.
Jadi, agar selalu produktif tetapkanlah prioritas kegiatan Anda setiap hari. Caranya, urutkan kegiatan Anda mulai dari yang penting dan mendesak, penting tetapi tidak mendesak, mendesak tetapi tidak penting. Setelah itu baru kerjakan yang terakhir: tidak penting dan tidak mendesak.
Ayo coba sekarang juga!
===================================
Rasanya bukan hal yang mudah ya untuk dipraktekkan. Memilih dan memilah prioritas dalam kehidupan, mulai dari belanja (yak yuk mari para mbak2 dan ibu2) dan hal2 yang harus dilakukan kadang perlu dievaluasi ulang tiap minggunya.  Mumpung Jumat, besok uda weekend..Yuk mari evaluasi ulang apakah kita sudah melaksanakan prioritas kita atau malah kelupaan. Yang lebih parah lagi, belum menentukan prioritas... Yasudah, mari sama2 belajar... agar hidup lebih PRODUKTIF (sambil mikir dan nginget-inget) 


semoga bermanfaat :)

Selasa, September 20, 2011

Sunnah Nabi dan Kebiasaan Sahabat Menyambut Kelahiran Anak

Hari ini banyak kultwit di twitland. Karna sebagian pembisnis dan investor, seperti biasa, share tentang bisnis dan usaha paling banter di twit. Tapi ada satu yang beda dan menarikku untuk nyimak TLnya. Adalah dari @Muhammad_Rofiq, ga tau persisnya, tapi dari track record twitnya tentang usaha membuatku memfolonya beberapa waktu lalu. Nah, kali ini beliau share tentang "Sunnah Nabi dan Kebiasaan Sahabat Menyambut Kelahiran Anak", well karna merasa perlu dan mengakui tentang keterbatasan memoriku, maka aku bermaksud sharingi di blog. Yach, untuk arsip dan share juga buat yang butuh. Yuk mari disimak....


Di twitter sering sekali para guru2 kita twit utk menganjurkan segera menikah, karena banyak sekali keutamaan dari menikah bagi kebaikan pribadi dan umat. Nah, jika menikah tentu akan mengharapkan kelahiran si buah hati yaitu anak tercinta. Setelah anak lahir, banyak sekali sunnah Nabi menyambut kelahiran si bayi, seperti; segera mengadzankan dan iqomat di telinga si bayi, memberi nama dsb. Yang  sering disampaikan adalah melakukan Aqiqah,  2 kambing utk anak laki2 dan 1 kambing utk anak perempuan.


Sebetulnya ada 1 lagi sunnah nabi utk menyambut kelahiran anak yg mungkin jarang dipraktekkan saat ini. Apa itu? 
Nabi mengajarkan kpd kita untuk mencukur habis rambut si bayi, terus rambut tersebut ditimbang dgn timbangan utk emas. Brp berat rambut bayi tsb sesuai timbangan dinilai dgn harga emas, dan uangnya kita sedekahkan!
Apa faedahnya? 
Sama seperti faedah sedekah; kesehatan, panjang umur, rezeki, tolak bala' dan kecerdasan! Jadi sebetulnya berpadu itu ttg konsep Emas dan Sedekah sejak bayi (yg keduanya lg trend saat ini!) Bagi yg akan punya anak, laksanakan tuh sunnah Nabi utk mencukur, menimbang dgn takaran emas dan mensedekahkannya! Krn itu dlm seminar sy sering bilang "sedekah itu mencerdaskan", lakukan sejak bayi! 
Mungkin dari sini ya muncul istilah "rambut emas":),  jd kalo bayi kita rambutnya lebat, itu artinya bisa sedekah yg besar!


Kalo khalifah Ali bin Abi Thalib ada juga kebiasaan kepada anaknya utk membuat si anak cerdas. Apa itu?  Kebiasaan khalifah Ali RA itu sering disebut "40 rebo an" utk kecerdasaan anak juga. Bagaimana itu? Setelah rambut si bayi di cukur dan tumbuh lagi, setiap hari rabu, rambut si bayi di potong sedikit selama 40 hari Rabu. Ketika di potong sedikit, bacakan Alfatihah dan shalawat nabi di ubun2 si bayi, doakan kebaikan untuk nya! Dari zaman dulu, byk sekali yg sdh praktekkan ini dan anak yg dilakukan ini, setelah dewasa Alhamdulillah baik!  Itu adalah kebiasaan Khalifah Ali RA kepada anak2nya (baca; cucu2 Rasul) utk kecerdasan dan keutamaan2 mereka.
Itu dulu tips dari Nabi dan Sahabat utk kebaikan putra-putri kita tercinta ya! Bagi yg blm melaksanakan, silahkan disegerakan, semoga menjadi kebaikan utk kita semua ya :)


===========================================================================


Waah, kalo boleh jujur belum pernah denger yang seperti ini. Taunya sebatas cukur rambut biasa. Malah sebagian dicampur2in sama hal2 syirik.. Na'udzubillah. Nah, #Alhamdulillah ya (syahrini eaaa) hari ini kita dapet ilmu baru. Nah, karna september ini uda ngantri 3 temenku yang melahirkan baby baru, plus para sahabat yang HPLnya uda deket, hmmm.. semoga bisa jadi referensi ya... Biar si buah hati cerdas dan menjadi star, ga harus minum bebe**q...hehehe. 


-semoga bermanfaat-

Sabtu, September 17, 2011

Punya Kehidupan dan Hidup !!


Sejenak aku hampiri twitlandku sebelum tidur semalam. Belum ada pukul 9 malam dan suami yang memang sudah ngantor seharian sudah lelap. Maka, agenda sharing pun terlewat. Ah, toh bisa besok pagi, pikirku. Karna ga bisa merem juga, aku mulai membaca berpuluh timeline yang sudah terlewat. Sebagian besar tentang ilmu dari para inspirator yang kufolow, sebagian lainnya tentang percakapan, dan terhenti pada twit kakak kelasku semasa SD. "Mumpung msh pd belom ngantuk,,saya tulis ini 'Get a life and be alive!' semoga bermanfaat", dan ku klik linknya. Link itu menyambungkanku pada note di facebooknya. Well, baru nyadar aku ga pernah tau tentang facebook penyiar radio paling top sekota ini...hihihi.So, mari kita baca dulu "Get a Life and be Alive" sebelum lanjut posting. 


Sudah bacanya?
Gimana? Nancep banget kan? 
Well, aku sempat termenung setelah membacanya. Mencoba mem'flashback' ingatanku pada penulisnya. Kami tidak saling kenal meski berdiam di kota bahkan di kecamatan yang sama. Kami satu almamater sekolah dasar dan perguruan tinggi. Satu hal yang kuhapal darinya adalah rambut cepaknya yang tidak pernah berubah. Dan sampai sekarang aku sadar, dia memiliki kehidupan yang sukses. Untukku, kesuksesannya adalah kesuksesan mempertahankan mimpinya hingga berbuah. Kalimatnya yang begitu menyindirku adalah 


"Jangan cari duit, tapi duit yang cari kita! Can u imagine, kita melakukan hal yang kita suka..kita jadi expert plus kita masih dapet duit lagi.. heheh! Simple thing, saya suka siaran. Berapa banyak orang yang meragukan pilihan saya waktu itu? Buanyaakk! Tapi, saya yakin dengan jalan yang saya ambil, saya libatkan Tuhan. Tuhan itu maha kaya, rejeki bisa datang dari pintu mana saja. Sekarang? Dengan siaran saya ini saya itu dan blablabla..gaji? mobil? Jalan – jalan ke luar negeri? I have all the things in my hand..alhamdulillah. Kebahagiaan dan keihklasan kita dalam melakukan sesuatu yang kita suka, akan membuka pintu rejeki dan kebahagiaan yang lain. Do what u love or otherwise u will getting nowhere, bakal stuck disitu – situ aja! 


Buatku, dia menang. Berapa banyak orang yang bermimpi kemudian jatuh? Seorang pengusaha kreativ dari belitung yang merantau ke jogja, Mas Arief Budiman pernah menulis dalam artikel onlinenya tentang ini. Dari 100 orang yang bermimpi, hanya 20 saja yang berhasil mempertahankan dan meraih mimpinya. Yang 80 kemana? Ada yang tergoda ketika di jalan, ada yang berbelok arah, dan yang paling parah adalah pesimis dan meyerah. "Jadi kalo kita punya mimpi, hanya 1:4 tingkat keberhasilan kita", gitu tulisnya. Jadi, sangat dipastikan bahwa berjalan sambil 'membopong' mimpi itu bukan sesuatu yang mudah

Kembali ke note...
Membacanya sempat membuatku tersindir berat. Pada masanya, tepatnya saat masa SMA , aku pernah memiliki mimpi yang hampir mirip dengannya. Menjadi penyiar, aktivis di berbagai komunitas bahkan LSM sosial di kotaku ini. Kesadaran penuh sebagai 'talkactive' kadang menguatkanku pada hal itu. Bahkan, percaya atau tida, aku pernah membuat semacam voting untuk teman2 sekelasku tentang bagaimana diriku di mata mereka dan jurusan perguruan tinggi mana yang cocok untukku, komunikasikah, psikologikah, atau sesuai saran guruku, akuntansi. Hasilnya, Komunikasi menempati nilai tertinggi yaitu 14 suara, sisanya psikologi 12 dan akuntansi 4. Well, sebagian dari mereka menilai dari kebiasaanku berbicara untuk jadi alasan penilaian mereka. Tapi kenapa tiba2 aku mendarat di dunia keuangan sekarang ini??? #hembuskan nafas... itu tak perlu terlalu dibahas kenapa. Yang jelas, pelahan tapi pasti impianku mulai kabur. Otak kananku mulai tumpul, gaya bahasaku mulai kaku, tapi pemahamanku pada spekulasi dan logika angka mulai tajam.
Tapi murni itu semua demi membahagiakan orangtuaku. Karna di balik mimpi2ku, tentu aku tak ingin mengecewakan mereka. Demi mereka, kemudian aku berusaha di jalur lain.#Alhamdulillah ya, :) di jalur itupun meski ga expert, aku dimudahkan dari berbagai sisi. Dari setiap ujian, hingga ujian akhir, dan pekerjaan yang tiada henti. Aku mensyukurinya, dan itu pasti karna visiku demi orang tua, dan ketika mereka ridho, Tuhanpun dengan lapang membuka jalan kita, ya tho? Aku masih percaya bahwa itu semua iya.

Tapi, kalo boleh blak-blakan ala 'Joni', aku sama sekali tidak menikmati pekerjaan itu. Bukan tidak mau, bukan tidak bisa, tapi bener2 ga menikmati. Seorang teman di jurusan yang sama pernah ga bisa tidur ketika neraca kami belum balance. Sampe kebawa mimpi kalopun tidur. Hahaha, lebay ya..Tapi bener kok. Lhah, akunya kok biasanya aja ya. Sampai akhirnya aku tiba pada suatu kesimpulan, aku harus berubah!!! Maka, sedikit demi sedikit, aku mulai melakukan yang aku suka. Dan itu jungkir balik dari profesi yang aku tekuni saat itu. Sementara yang lain cari rumus, maka aku akan cari tools dalam corel dan photoshop yang mampu menciptakan beberapa efek gambar seru. Dan itu benar2 seru. Atau ketika yang lain membaca tentang kurs, maka yang kubaca adalah artikel2 usaha, peluang2 bisnis, dsb. Yach, memang terlalu tua untuk bermimpi jadi penyiar lagi, bukan? Tapi bukan berarti aku tak punya mimpi lainnya. Wiraswasta sukses adlah impianku yang mulai mengembang. Dan mulai kuwujudkan di pertengahan tahun ini.

Bener kata mbak Tikayusuf, ini bukan sesuatu yang countable saja. Yang seperti itu akan mengikuti kita kok nantinya. I believe in that. Ketika membuang gaji besar, bonus hingga 400%, tunjangan tinggi, pensiun oke dan prestice yang beken mungkin sebagian memang menganggapku hilang akal dan egois. Ga salah kok, mereka bener. Tapi, aku menyertakan Allah dalam semua tindakanku ini. Aku menyertakan Sang Maha Kaya , jadi ketika aku berubah, rejeki itu pasti datang dari jalan2 tak terduga. 

Terimakasih mbak Tika Yusuf aka mbak Vien2 yang notenya sempet mengajarkanku untuk tetap berdiri. Mungkin saat ini aku baru memulai, tapi setiap prosesnya adalah perjuangan. Dan ketika ada hal2 negatif mampir, sungguh, itu adalah pacuan untuk tetap berproses dan menjadi lebih baik lagi. Terkadang orang lain melihat kita bukan pada proses kita mencapai sukses, tapi saat kita telah sukses. Tapi yang tak bisa kita lupakan justru pada saat proses itu. Dan kita menyukainya...Seperti itulah 'Get a Life and be Alive', memiliki kehidupan dan hidup, maka kita akan menjadi pemenang dalam hidup kita #tink ~_^

Semoga bermanfaat ^^

Jumat, September 16, 2011

Cerdas itu Sederhana

Pagi tadi, sebuah pelajaran segar sempet mampir di kepalaku. Tepatnya dari motivator kelas nasional yang memang sering ngepost tulisan dengan bahasa ringan tapi penuh manfaat. di jamilazzaini.com itu ada tulisan terbarunya yang berjudul "Gunakan Bahasa Sederhana". Coba deh baca, menggelitik tapi sarat makna. Tulisan itu jadi mengingatkanku pada artikel yang berjudul "Cerda itu Sederhana", tapi lupa punya siapa, dicari ga nemu, kalo ga salah siy motivator2 gitu juga.

Belajar dari artikel2 itu, sejak kapan yang namanya cerdas itu selalu ngomong dengan kosa kata yang ada di kamus ilmuwan? Ternyata bener ya... Profesor yang sekolah tinggi bahkan di luar negri pun kalo ga bisa menjelaskan dengan sederhana pasti tetep aja membingungkan. Nah lho, coba saja bayangkan apple iphone dengan segala ketidakterbatasan kemampuan aksesnya pasti tidak akan sepopuler ini kan kalo penggunaannya rumit? Itu karna dia sederhana, tinggal geser sana-geser sini, seluruh dunia bisa terlihat. Iya tho?

Seorang pejabat yang berorasi di depan warga dengan kalimat lantang penuh semangat dengan kalimat penuh 'isasi' atau 'isme' pasti cuma bikin warganya ngantuk. Mereka bertahan paling pol karna hiburan yang dijanjikan...hehehe,,,ndangdutan. Pun demikian kalo ada dokter yang menjelaskan pasiennya dengan kosakata yang ada di kamus kedokteran, pasti juga membingungkan. Trus pasiennya bilang gini, "Iya bu dokter, kami yakin kok ibu sekolah di kedokteran, Nah sekarang jelaskan saja apa yang boleh/ tidak saya makan kalo ibu ndak bisa mending saya ke mbah dukun saja." #hihihi

Cerdas itu sederhana. Guru yang terkenal cerdas pasti yang penjelasannya mampu ditangkap oleh otak para muridnya yang belum tau. Kalo ada pertandingan rumus matematika, dengan jawaban yang sama benarnya, pasti yang penyelesaiannya paling sederhana dan simpel yang akan jadi juaranya.
Demikian juga ilmu2 lainnya. Jadi, jangan merasa cerdas kalo memang ilmu yang kita punya belum mampu kita sampaikan pada orang lain dengan cara sesederhana mungkin. Itu mungkin kita cuma tau ilmunya saja, belum praktek atau contohnya. Alih2 malah dituding sombong dan sok nanti..hehehe...Giliran ditemuin sama yang bener2 ahlinya cuma diam seribu bahasa... #eaa

Serius amat yak... Ini cuma sharing lho. Opini pribadi yang nyangkut di kepala dan di keluarkan lewat tulisan. Semoga bermanfaat ya..dan mari kita menjadi pribadi yang 'membumi' dalam menyampaikan teori ... Cerdas itu simpel, cerdas itu sederhana.#tink




>>> Dan kenapa gambarnya ceplok telur? Hmmm,
#gagpenting telur ceplok adalah lambang
kesederhanaan, yaitu sarapan paling sederhana saat
bangun tidur agak kesiangan dan suami keburu ngantor..
#meringisgarink

Selasa, September 13, 2011

Istri Siaga

Saat Jam 02:30 pagi : #klothak klothe#
Suami : Ngapain, dek? (sambil ngantuk)
Istri     : Lha, ya nyiapin sarapan buat mas to ya...
Suami : Sarapan? (agak kaget tapi t etep masih setengah melek)
Istri     : Ini Kamis, mas... Nyunah to?
Suami  : oooiya..Yasudah, mas tidur lagi bentar, jam 3 nanti bangunin sholat ya?
Istri     : Iya, ya sudah mas tidur aja lagi, nanti jam 3 tak bangunin.

Trust me, kejadian di atas bukan rekayasa..tapi pemandangan yang pernah terjadi di rumah...ibu. Heee...Yup, itu sekelumit perbincangan pagi buta antara ibu dan bapak dengan sedikit gubahan (panggilan masa muda..hihi). Dan saat itu, posisiku seperti murid yang sedang melihat guruku memberi pelajaran dengan mata yang masih berusaha ditingkatkan menjadi 5 watt (pas bangun masih 2 watt). Satu contoh saja, kembali menyadarkanku bahwa ibuku adalah ISTRI SIAGA nomor wahid! Semenjak pulang dari rantau, ibu (rasanya sengaja) menggemblengku jadi 'istri siaga'. Hehehe, itu sebutan yang kuciptakan sendiri sebenarnya. Lha habis gimana, pernah suatu kali suami balik kantor dan aku masih di depan tivi.

"Lhoh,kok udah pulang, bi? Biasanya jam empat", tanyaku pada suamiku, padahal waktu itu jam setengah 4. Alhasil, malemnya dapet kultum, kuliah tujuh menit tambah setengah jam, dari ibu. "Sebagai istri, kamu itu harus siaga menyambut suamimu pulang dari kantor". "Lhoh, eh? siaga itu kan cuma buat para suami to, buk?"jawabku polos. Sebuah bantal kursi mendara di kepalaku..(hehe...engga dink..yang bantal itu berlebihan)

Well, ternyata bukan cuma suami to yang kudu siaga gerak cepat saat menghadapi HPL (Hari Penanggalan Lahir) istrinya yang hamil tua. Tapi juga istri. Dan itu tiap hari.Sebenarnya cukup merenung setelah itu, trus mulai memikirkan agenda ibu tiap hari. Dan waow, dibanding ibuku semisal dinilai dengan angka 10, maka nilaiku mungkin masih 4.Onion Emoticon ..


Ini bukan untuk yang sudah menikah aja kok, yang belum nikah atau yang uda lama nikah pun boleh baca. Sebelum nikah, dulu aku juga termasuk yang sering belajar gimana jadi istri yang baik. Tinggal ke mbah gugel dengan keyword "istri yang baik" atau "istri sholihah" atau "istri idaman" dan masih banyak lagi. Maka sederet artikel akan muncul (beberapa sama) dan banyak banget tips yang bisa kita pelajari.

Di sini aku bukan mau ngasih tips juga, karna pasti intinya sama kok, pengertian, tulus, berbagi, berpenampilan baik di hadapan suami, menjaga amanah suami, de el el. Ibuku mungkin tak pernah membaca artikel2 itu, beliau mungkin juga tidak tamat di pesantren (karna keburu dipinang bapakku), tapi beliau punya ilmu yang lebih dari itu. Istri Siaga. Dan jangan salah, ini bukan saja tentang siaga saat melayani suami dari sebelum bangun tidur sampai tidur lagi. Tp juga semisalnya siaga saat hadapi PMS diri agar jangan sampai kebawa galau, siaga terhadap godaan belanja, siaga untuk semakin mendewasakan diri sebagai istri dan  calon ibu, dan mungkin siaga membantu keuangan keluarga.

Pernah suatu hari aku dalam keadaan over-job. Ini salahkku dalam memanaj waktu juga siy. Dari mulai subuh sampe menjelang tidur, pekerjaan tiada habisnya. Ya, padahal di rumah terus waktu itu. Tapi mulai dari masak, ngirim paket pesenan, nyuci, de el el kok ya ga selesai2 dalam sehari. Akhirnya drop ketika malam hari. Untung suamiku yang begitu pengertian segera memberi penyembuhan lewat pijitan hingga aku bangun dengan segar esok harinya..hihihi..
Nah itu, salah satu contoh karna kemaren2 ga siaga. Ujung2nya, kerjaan numpuk di satu hari, dan itu amat sangat cuapek minta ampun.

Bukan pekerjaan ringan, tapi sungguh, nikmatnya memang luar biasa. Tak ada bayaran maupun bonus untuk si istri siaga. Kalo kata ibu, yang ada ya cuma (eh bukan cuma dink, tapi lebih pada) pahala. Sekedar menyiapkan teh hangat untuk suami saja, jika suamimu senang, mungkin itu yang akan membantumu melewati sejengkal sirattal mustaqim nanti. Nah kalo bikin tehnya tiap hari, uda berapa jengkal terlewati tuh jembatan dari rambut yang dibelah tujuh.... Ga usah muluk2 dulu, kerjakan apa yang membuat suamimu menjadi pulang pergi kerja dengan senyum, dan jadikan itu ibadahmu.


Jadi istri siaga, kita bisa!!!

Lembaran baru edisi Ramadhan

Dear all...Lama ga update ya selama bulan Ramadhan kemaren. Eniwe, minal 'aidzin wal faidzin ya, maafkan segala kesalahan baik dalam tulisan atau copian artikel yang pernah terposting di blog ini, sengaja maupun ga sengaja.

Masih dalam suasana bulan syawal nih, apa kegiatan kalian? Yang kantoran uda seminggu balik kerja lagi ya? Yang kantornya di rumah kaya aku yang sekarang gini uda pada mulai lagi belum kerjaannya? Jangan salah, ini bukan cuma buat entrepreneur, tapi ibu RT aka rumah tangga juga loh.. #ehm. Well, semoga setelah bulan 'penggemblengan' kita kembali bersih dan menjaga 'kebersihannya' di bulan2 selanjutnya.

So, kalo kata mas Bruno Mars, "today my life begin" uda kumulai sejak bulan ini juga. Lirik awalnya "i'll break the chains that bind me" uda terealisasi. Yup, im free now.. Tapi bukan berarti bebas seenaknya. Justru ketika rantai yang mengikat kencang telah lepas, tugas kita adalah mulai merangkai tali atau menempa rantai baru untuk membantu kita menuruni lembah kehidupan... *eaa..

Atau seperti kata pak Mario Teguh yang bener2 'nancep' di ati, kita nekatin terjun sambil membuat sayap. Mungkin itu pasnya kali ya, karna aku yang cukup ga bisa diam ini memang sudah mulai berulah dengan buka lapak. Lapak apa? Sebenernya bingung juga kalo ditanya lapak apa, karna apa aja bakal dijalani..dari dagang kain, bikin kartu lebaran, undangan nikah, dll.. (yuk mari dilarisi...#iklan-red ^^). Dan sodara2, itu semua capek. Capek fisiknya, tapi menikmati setiap prosesnya #yay! Kalo laku semangat banget, kalo belum laku ya semangat aja... ^^

Yach, tapi bagaimanapun, semoga setelah 'pembersihan diri' di bulan Ramadhan kemaren, kita bisa membuka lembaran baru masing2 ya... Bukan hal yang mudah memang untuk mempertahankan kekuatan di bulan ramadhan. Nahan makan, nahan minum, nahan marah, nahan ngomongin orang (yuk mariii, para ladies termasuk saya), dan nahan kentut..di depan umum, haha, kalo ini ga cuma bulan Ramadhan aja ya...?

Baiklah, semoga saya, aku, kamu, anda, kita termasuk orang yang kembali menang dan fitrah. Kembali ke semangat awal. Yang balek dari mudik (ehmm, dedicated teman-temin di tanah rantau), melo dan galau pasti akan menghantui hari2 kalian, yach karna pernah ngerasa, jadi mo gimana itu pilihan. Karna memang ga mudah, mo bilang "yang sabar aja" juga ga pas, wong dulu aku termasuk yang mewek, koq.. Hak pribadi untuk menyikapinya, tapi semoga semangat ibadahnya ga kendor. Ga seperti aku yang mengendor akhir2 ini...(perbaikan diri!!). So, have nice new spirit for u all.. Semoga kita termasuk 'pemenang'.. ^^