Selasa, Agustus 24, 2010

Siapa Bilang Anak Kost Identik dengan Mie Telor. . .??

Di tengah dinginnya ac server di ruangan yang membuat virus flu betah bersarang di hidungku. . . .

Kenapa tiba2 terpikir untuk ngeblog dengan judul satu ini? Hohoho, awalnya dipicu karna obrolan dengan mbak ria dan kak rin semalam yang menyinggung tentang menu saur kami. Hasilnya, aku dan mba ria sebagai d'real of anak kos setuju kalo mie instan dan telor adalah menu andalan tak terelakan bagi kami. Dan untuk si uni satu lagi (red:kak rin) yang notabene bukan anak kost totalitas, karna si ibu kos sering masak, tentu mi telor dibilangnya ga sehat klo keseringan...(Ya..ya..kami tau kak, tapi mo makan apa lagi coba..?Kasianilah kami...haiah!).

Hahahaha, itulah...ga sangka obrolan semalam akhirnya mengimpuls sindrom eksperimenku yang agak membahayakan untuk keluar dengan bereksperimen dengan menu makan saur tadi pagi dan menyatakan KAMI ANAK KOST TAK IDENTIK DENGAN MIE INSTAN DAN TELOR...! (alay dan ga penting) ^o^. Before, eksperimen2 dengan berbagai makanan emang uda lazim saya lakukan dirumah ya, sodara2...jadi maklum kalo naluri ini keluar lagi. 
Dulu sering banget iseng dengan isi kulkas. Pengen gtu bikin sesuatu yang beda...Hahaha, tapi itulah hasilnya, ga jarang stelahnya jadi ga tega untuk memakannya. Mmmm, bukan karna terlalu enak, tapi ga bisa ngebayangin aja gimana rasa akhirnya karna segala macam bumbu ada di situ...wkwkwkwk....


Untuk soal satu ini, suami pernah jadi 'sasaran tembak' hsil eksperimenku. Dan hasilnyaaaa....
Suami: "Ini apa tadi namanya,sayank? Sayur asem rasa sop dengan jagung?..
Aku: 'Kenapa,bi? Ga enak ya?" sambil memasang tampang berdosa
Suami: "Bukan, ini kan unik, enak ko...besok bikin lagi ya..."
Aku: "Eeuuummm..tadi apa aja yang masuk y, bi...lupa" DYyeEnG!

Haha, yakin deh suami lega setelah itu...(maaf ya,sayank....)


 Ok next , jadi semalam memang sengaja ga beli nasi (uang saku blom turun, kasian banget kan?), tapi bersyukur karna masih punya berbagai cadangan lauk kering kiriman dari ibu dan ibu mertua (^o^ hohoho0...tenkyu moooooms...!!). Okay, ngaku, mie instan plus telor emang buat juga, tapi entah pikiran dari mana pengen buat rroti panggang. Kemarin swaktu ada suami sempet bikin roti panggang kurma yang langsung habis sampe kontrakan, nah, why not for now? pikirku...
Tapi ga dengan kurma, no more,,,, Jam uda mepet, 4.05, dan abon dari ibu jadi sasaran. Nah, akhirnya taraaaaa,  menu desert saur tadi pagi adalah ROTI PANGGANG ABON...

Ga sampe di situ, setelah dirasa-rasa, roti panggang itu ko berasa prata (Makanan dari India yang banyak dijual di TP), tanpa pikir panjang, separoh potongnya coba aku beri susu kental manis...aaaaaaand d result is..kaya ROTI CANAI..!! Wohoooo..! Roti canai adalah roti manis2 asin paling enak yang aku rasain setelah sampai di TP, dijual di RM Padang sederhana dengan harga 8.000 aja. Meski tak selezat roti canai, yes, akhirnya aku dapat cara menduplikatnya dengan mudah!!! Hohohoooo...kali ini berasa meraih medali..(lebay bagt yo..)


Dan beginilah, kini akhirnya kepada pada kawan senasib sepenanggungan, sebagai anak kos jgn berhenti mengeksplor imajinasi untuk dapet menu baru...dan mari teriakkan KAMI ANAK KOST TAK IDENTIK DENGAN MIE INSTAN DAN TELOR...!

Tanpa mengurangi rasa hormat:
--semoga manfaat--
 




  






Kamis, Agustus 19, 2010

Pengen Nulis (Sumpah, ini post ga penting) ^-^

Kami peringatkan sebelumnya, tolong jangan baca post ga pentng ini jika anda tak ingin menyesal. Ini cuma post yang penting banget...Tapi klo mo baca, yach monggo pinarak. Namanya juga blog, emang gunanya buat dibaca...

Inilah alkisah orang yang lagi kebingungan ga tau mo ngapain. Sebenernya ada kerjaan, hanya saja, kerjaan itu sudah hampir selesai daaaaaaaaaaan karna lagi puasa, otak juga jalannya emang agak lemot gini.. (ngomongnya aja puasa yang jadi kambing hitam, pdahal emang lagi males...)

Menulis tentang hari ini, eeeuumm, one thing, ini adalah hari mengantuk sedunia ...(ok, ini alay..ngaku). Pasalnya, dari tadi pagi (bahkan setelah mandi) bawaanya ko ngantuk mulu ya... Flashback, semalem emang baru pulang dari masjid jam 10 malem, belum lagi harus cari bensin, minum, dan baru berrtemu bantal sakti jam 12 malam. bgtu juga malam sebelumnya. So, pantas donk kalo ini emang jadi hari mengantuk. . .? Berangkat kantor ngantuk. Nyampe kantor ngantuk. Mencoba mengalihkan dengan pekerjaan yang lumayan bikin rumit karna berhubungan dengan data 'lawas', sempat bersemangat, tapi ngantuk lagi. Sampai akhirnya blog juga yang pelarian..

LEts blogging..blogging...!! pun dalam keadaan mengantuk...

Jadi judulnya apa ney? Ngantuk??! As i said, ini post ga penting banget nget.. Makanya uda sejak awal diperingatkan klo ini cuma post ga penting...hehehe..(yang tanpa rasa bersalah tetap dipublish)

Anyway, ini soal manajemen waktu sebenernya. Kenapa juga harus sampai larut klo bisa ga sampe larut malem. Okay, mungkin saatnya tegas pada diri sendiri, jangan ikuti ego. Beri sedikit ketegasan pada penerapan 24jam milik pribadi. . .
 Biarpun milik pribadi tapi jangan seenak hati. . . ^_^



zzzzZZZZZzzz....zzZ...(masih ngantuk)

Doa Istri untuk Suaminya. . .

HR Tirmidzi : “ Tiada satupun yang lebih mulia bagi Allah melainkan do’a”. Do’a adalah senjata, do’a adalah bukti begitu kecilnya kita sebagai hamba. Tidak pantas kita menyombongkan diri karena hanya kepada Allah sajalah kita memohon pertolongan dan perlindungan. Apalagi do’a seorang istri kepada suami, seperti kisah Nabi Ayub as. Ia diuji dengan bencana yang menimpa fisiknya. Tubuhnya tidak menyisakan satu lobang jarumpun yang sehat. Tidak ada sesuatupun di dunia ini yang dapat menolongnya, selain istrinya yang tetap memelihara cintanya karena Allah. Istrinya selalu melayaninya dan selalu mendo’akan sang suami untuk kesembuhannya, maka Allah mengabulkan do’anya, memper kenankan permohonannya. Lalu Allah memerintahkan Nabi Ayub untuk bangkit dan menjejakkan kakinya ke tanah dan Allah mengeluarkan mata air dari dalam tanah dan menyuruhnya mandi dengan air itu. Lalu, Allah menghilangkan seluruh penyakit yang ada di tubuhnya. Itulah buah dari do’a istri yang sholehah. “ Do’a Perempuan lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki, ketika ditanya kepada Rasulullah akan hal tersebut, jawab Baginda, “ Ibu lebih penyayang dari pada Bapa, “ dan do’a orang yang penyayang tidak akan sia-sia”.


Satu Kunci Surga (doa seorang istri untuk kebaikan suaminya)
 
Bismillahirrahmanirrahim…

Yang Maha Indah,
Tiap sosok selalu menyimpan rahasia
Termasuk Engkau
Sang Maha Suci yag telah mempertemukan kami
dalam sebuah ikatan suci


Lama, aku menyadari
Bahwa ada seseorang yang berjalan menjajariku
Seseorang yang memberikan hidupnya untuk meilndungiku
karena mencintaiMu
Seseorang yang mengecup hatiku
ketika aku kalut
dan seseorang yang tetap berkata,” Aku mencintaimu”
Bahkan ketika aku tiada di sisinya

Yang Maha Pengabul Harap,
Terimalah jutaan doaku padanya
Balaslah ia dengan luruhan cintaMu
Atas semua kebaikannya
juga amarahnya

Yang Maha Sandaran Hati,
Sampaikanlah terimakasihku padanya
Karena telah bersedia menjadi satu
Dari sekian banyak kunci surga
Yang kau pilihkan untukku

Segala puja dan puji kucurahkan padaMu
Kumohon sampaikan salamku untuk Baginda Rasulullah
Semoga Engkau melimpahkan cinta atasNya
Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang ada di dalam hatiku
Karenanya, kabulkanlah doaku

Amin ya Rabbal Alamin…




Copas dr tetangga sebelah...

--semoga manfaat-- ^_^

Rabu, Agustus 18, 2010

Lima Hari Terindah di Pulau Orang. . . .

Tanjungpinang,5:32

Belum ada 15 menit lalu kau tinggalkan tempat ini untuk kembali, bahkan baumu masih tercium di sini. . .
Ketegaran yang kubangun sejak semalam runtuh begitu mendapati kamar ini kosong kembali, dan aku kembali sendiri. . .

Sebelum pergi kau pesankan padaku sebuah kekuatan magis bernama ‘syukur’. .
Yang membuat kita tak lagi sesegukan seperti perpisahan sebelumnya. . .
Meski ya, kita sempat larut dalam tangis, sebentar saja. . .

Bukan karna aku kuat. . .
Belum. . .dan aku tak yakin akan. . .
Tapi karna tak ingin rasanya membuatmu berat ketika harus melangkah kembali ke kota dimana kita dipersatukan. . .
Dan rasanya percuma, karna meski tenaga kita habis untuk menangisi perpisahan kita, itu tak akan membuatmu kembali atau membuatku ikut denganmu. . .

Betapa kuatnya ya Siti Hajar. . .
Yang oleh Ibrahim as ditinggal tanpa bekal apapun selain iman, bahkan dengan putra mereka, Ismail as. . .
Lalu betapa beruntungnya aku yang masih mampu bertemu denganmu. . .meski satu bulan sekali. . .

Terimakasih telah membuat lima hariku ini sangat indah. . .
Terimakasih telah membuat lima ramadhanku ini luar biasa. . .
Meski masih haus rasanya berada di sampingmu. . .
Meski masih banyak ilmu yang ingin kutanyakan padamu. . .
Meski masih banyak canda yang ingin kubagi padamu. . .
Meski masih luas kemanjaan yang ingin kuberi untukmu. . .
Meski masih banyak bahan yang ingin kudiskusikan denganmu. . .

Meski masih banyak waktu yang sangat ingin kuhabiskan denganmu. . .
Terimakasih telah sabar menjadi pendamping seorang dina. . .
SUAMIKU. . .

Kita pupuk kerinduan ini. . .
Karna seperti katamu, Cinta. . .
Tidak semua pasangan mendapat nikmat rasa rindu dan indahnya kebersamaan seperti milik kita. . .
Maka nikmat mana yang mampu kita dustakan?
Iya kan, Sayang. . .

Sampaikan salamku untuk orang tua kita. . .
Sampaikan salamku untuk kakak2 kita. . .
Sampaikan salamku pada kota yang selalu menjadi kerinduanku. . .
Dan katakana padanya bahwa aku akan kembali . . .



Aku merindukanmu,
Terimakasih telah memberiku kebahagiaan sebesar ini, cinta...

Senin, Agustus 16, 2010

11 Rakaat Hunter

Masih dalam edisi Ramadhanku di Pulau orang...


Kalo di posting sebelumnya sempet kena shocking Ramadhan gara2 ketidaksamaan kebiasaan cara beribadah (red:taraweh), nah finally aq temukan juga jalan keluarnya. Bersama mbak Ria yang juga berasal dr jogja, dimulailah pertualangan mencari 11 rakaat taraweh.

Yap, hari kedua aq berinisiatif ke sebuah masjid di kawasan dinas angkatan laut. Alasan pertama adalah mencari ventilasi yang cukup. Nah, karna arsitektur bangunan masjid ini tinggi dan banyak jendela, jadilah taraweh di dalamnya ga lagi berasa di sauna. Nyess...dan zzzZZ...(lhoh?!). Hari ke3 masih tetap nyaman di masjid yang sama.

Hari ke4 malam kami hajar taraweh di depan rumah dian, kampung jawa. Masjid kecil dengan jamaah yg mayoritas orang tua dengan hitungan rakaat 11 ini jadi pilihan juga...Perbedaan kali ini bukan cuma tempat taraweh tapi juga di malam itu untuk pertama kalinya dalam hidup, aq taraweh BARENG SUAMI...!! (Dan ga pernah terbayangkan bakal ngrasain ini di tempat perantauan!!)....

Next, hari ke 5. Masjid raya jadi pilihan. Rasanya ga afdol klo ga nyobain masjid terbesar di kota perantauan. Dan harap catat, masjid raya ga melaksanakan 11 rakaat, tapi 23...tetap dua-puluh-tiga. Dan dengan kesepakatan bersama, pulanglah kami pada rakaat ke 8. Heheheh...

Berbicara tentang masjid raya,,,Namanya juga masjid raya, ini masjid paling gede di pulau ini. dan adem karna langit2nya tinggi dan fan dimana2... Yeah, luv it ;) !! Nah satu lagi, kebiasaan 23 rakaat, bacaan2 shalatnya pun cepet juga meski ga sekilat surau depan kosan.

sudah dulu lah...next time upload foto2nya... ^_^

Rabu, Agustus 11, 2010

Elegi Taraweh dan Sahur Pertama di Perantauan

Catatan Ramadhan 1

Pagi semua...Huuuuw,untuk beberapa jam ke depan siapkan perut kita untuk ga kesentuh sama makanan dan minuman...Yap,selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan yang pertama yaaach...

 Ini Ramadhan yg pertama, ya donk pastinya semalem pada taraweh. Dan pastinya masjid, mushola, ato tempat taraweh dmanapun penuh orang. Secara hari pertama, lagi pada semangat2nya...coba ntar pertengahan bulan...rame juga maksudnya (amiin). Anyway, semalem aq jg taraweh. Di surau deket kos, Surau An Nur namanya. Namanya juga surau ya, pasti ga kalah kecil sama mushola. Kalo di bandingin sama langgar deket rumah yach 3/4 nya lah. Uuuuuw,tapi jangan tanya jamaahnya. Full! Penuh, anak2 kecil di luar, bpk2, ibu2, remaja ada di dalem (aq masuk kategori remaja ya..hahaha,,,teteep).

Okelah ga mau alay, jamaahnya memang tak sebanyak klo dirumah. Bisa dibilang satu RT plus pendatang yang ngekos di wilayah RT itu...like me! Tapi ya, asal tau saja, bangunan di sini rata2 cuek bebek sama yang namanya ventilasi. Ventilasi,maaaan...itu penting banget! Dan meskipun kipas angin banyak bertengger, tetep aja y, berasa dikukus ne badan. Beneran ya, taraweh pertamaku di perantauan ini membuatku mandi keringat. Ini ga lebay lho y, ini kisah nyata,kawan...kisah nyata! Hiks..

Tapi, kemudian bpikir...jangan2 karna ga kebiasaan aja ya. Secara klo biasanya cuma 11 rakaat di rumah, di sini 23 rakaat. Yes, Dua-puluh-tiga!! Dengan surat yang pendek2, dan dibagi per 2 rakaat. Yach, berasa senam gtu deh. Bener2, bacaan aja blom slese kebaca  uda salam aja...

Bedewai,sebelum lanjut, critain dlu ya deskripsi shalat taraweh semalem::
4 rakaat isya' - Doa (yang keras bgt si imamnya dan di'amin'i para makmum) - salam2'an - pengumuman iman dan penceramah - taraweh 2 rakaat x 10 (bacaan 'qulhu' dan surat2 amat pendek lain...dan jgn ngitung deh mendingan) - doa (lagi kek yang depan) - witir (2+1 rakaat) - doa (loudly again) - salam2an (lagi)

Yach, dibandingin klo di rumah yang efisien dan tenang (karna ga pake doa keras2), pengalaman pertama taraweh di sini lumayan buat ngosh2'an. Buuut, so far menikmati tiap perbedaan itu..Next rencana mo safari ramadhan deh, nyari yg 11 dan tenang kalo2 ada..hehe :)




Nah, klo tadi taraweh pertama, ini cerita kedua, pengalaman sahur pertama di perantauan. karna imsak jam stengah lima lebih lima, aq sengaja memulai sahurku pukul 4 setelah 'bertamu' pd Yang Membuatku masih bisa bangun. Hoho, dengan berlagak bak bule, ku makan roti tawar dengan susu plus air mineral yang tinggal dikit. "Ah, klo sahabat Rasul aja bisa puasa hanya dengan sahur kurma aja, keadaanku pastinya lebih beruntung doooonk" pikirku.


Sambil ditemani suara suami tercinta (bersyukur masih bisa mendengar suaramu, suamiku sayank), habis juga roti yang awalnya uda aq curigai karna baunya agak berbeda ini. Pun dengan air mineral yang berasa oase di tengah ruangan dengan ventilasi minim..(balik lagi ke gaya arsitektur disini..hhhhffft). -,-'
Nah, karna penasaran dg makanan pagi itu, sebelum beranjak, aq coba liat dlu bungkus roti yang di hadapan ku.. Daaaaaaan...GLEK...!!! "BERLAKU SAMPAI DENGAN 11-08-10"...Berpikir...dan memastikan dg tanya sm abi..Ya, itu hari ini. HARI INI!!! Jelas terpampang di bawah barkode di bungkus si roti yang dengan indahnya kumakan tadi. PANTESAN BAUNYA AGAK BEDA!!!!

 
Yach, emg blon expired, tapi makan sama dengan hari tanggal hari terakhir berlaku itu berarti makan makanan NYARIS BASI!! Haa, jadi tadi pagi tuh malah ngakak sendiri ngeliat tampang diri yang blo'on ga ketulungan...plis deh diin...no more ya..no more...skali sih lucu2 aja, klo di ulangi itu uda masuk kategori B (bego,bodo,dsb)..Jyaaaan...ngisin2i tenan..!


But, dg kejadian tadi pagi, jadi ngerasa bersyukur banget masih bisa makan. Thats why puasa mengajarkan kita merasakan lapar seperti halnya orang2 yang selama ini berjuang untuk sekedar mendapat sesuap nasi setiap harinya. Betapa bersyukurnya kita. Masih dikaruniai begitu banyak nikmat. Belu lagi klo di rumah, ada sayur, ada nasi, dan ada ibu yang selalu penuh kasih sayank mulai membangunkan sahur hingga memasakan sahur untuk kita...

Lalu dimana letak kita untuk tak bersyukur...Kejadian tadi pagi cukup membuahkan pelajaran. Baru sekali makan makanan di batas expired aja uda heboh, bayangin orang yang mengeruk sampah demi mendapat sisa nasi. Eh, ada lho, beberapa hr lalu aq melihatnya di pembuangan depan makam belanda deket kos. Bsoklah, klo ketemu lagi aq kenalan, eh ngga dink...tar deh klo ktemu aq ambil gambarnya..








Sooo, once more..
Nikmatilah puasa kita kawan...karna ini hanya akan kita nikmati sebulan saja, pun dengan janji pahala Allah luar biasa. . .SELAMAT BERPUASA....!!!! 



--semoga manfaat-- v^_^v

Selasa, Agustus 10, 2010

Welcome to Atmosphere of Ramadhan

Judulnya bener ato ga ya..haha, ok, itu ungkapan asal yang pada intinya "Selamat datang di Suasana Ramadhan". Biar kerenan dikit, istilah suasana jadiin aja atmosfer. Nyambung ga nyambung ya disambung2in aja ya...

Baidewei, ramadhan emg uda di pelupuk mata ya.. Malam nanti uda shalat taraweh.
Hhh, Ramadhan....
Ada rasa kehilangan saat akan menjemputnya. Bukan kehilangan karna ga bisa kalap makan sepuasnya ato maen sepuasnya. Ada yang hilang, pokoknya ada yang hilang..

Ok, ini agak melow dikit ya...
Setahun lalu, di hari yang sama ketika Ramadhan di pelupuk mata...Ribet sana sini, rapat ini itu. Tak pernah seminggu sebelum Ramadhan bisa punya waktu sndiri, no way, pasti slalu ada agenda rapat, belum agenda kerja bakti. At that time, huuuh, capeknya...berasa inginnya beraktifitas layaknya manusia normal biasanya ... *Eh, halo, ini bukan berarti saya tdk normal ya, sodara...Jgn artikan scr harafiah,plis..*


Stahun lalu, agenda Ramadhan tersusun rapi *yang tak jarang saling 'berdesak-desakan*, demi sebuah kota kecil yang memenuhi ruang hatiku, KOTAGEDE, demi sebuah kampung kecil yang menjadi saksi kedewasaanku, BOHAREN, dan demi sekumpulan anak-anak penuh energi disana AL-MA'ARIF. 

Kotagede
jadi ingat dg segala tentangnya..tar deh, next posting kita bahas mengenai kote kecil namun selalu dibilang 'Gede' ini..hahaha...aneh!


ok, kembali ke topik kita..
Ramadhan ini ga akan lagi kepontang panting...pagi harus kuliah, siang ngejar wawancara..(bahkan kadang ada yang wawancara hbs jamaah subuh). Oia, wawancara ini memang benar2 cari berita lho..Nah, ini salah satu yang paling dikangenin. Karna dengan latar belakang apapun, begron apapun, mo yang abg sampai yang uda tua (tua dalam artian kami adl diatas 27) di sini, di sebuah tempat produksi buku khusus yang hanya di terbitkan di Kotagede smua akan menjelma bak wartawan dan wartawati. Editor bagi yang sdh bpengalaman di bidangnya, dan layouters. Its called "BrOsur Lebaran AMM". Bergadang sampai larut malam sudah jadi makanan sehari2, terlebih mendekati deadline. Diprotes massa jg pernah jd pengalaman.Seru..seru..Pejuang BrOsur, semangat y!!!


Agenda padat lainnya adalah rapat, rapat dan rapat. Tak ada hari terlewat tanpa rapat, itulah Ramadhan. Mulai mengurus kegiatan anak2 di sekitar rumah that we called Pengajian Al Ma'arif dari A sampe Z. Mulai dari pendidikan selama Ramadhan sampai bulan syawal tiba. Keseruan terjadi saat menghadapi Takbiran. Sudah menjadi budaya kalo malam akhir ramadhan selalu diadakan perlombaan antar pengajian anak2 di Kotagede. Meski bukan termasuk salah satu langganan  juara, berjuang bagi tempilnya anak2 itu adalah kenangan tak terlupakan. Dengan modal minim yang kami dapat dg bercucuran keringat (alay..), kami coba aplikasikan lewat kostum dan "ubo rampe" takbiran lainnya. Akan sangat jelas kami mungkin tak akan menang, tapi kelelahan terbayar lunas ketika melihat anak2 tersenyum bangga dengan kostum yang mereka buat dari pagi sampe sore tiap harinya... Subhanallah...




Ini contoh lampion, bukan dr pengajian saya, tp masih dr pengajian di kotagede tentunya..(maaf tak pinjem fotonya ya..)


Dan masiiiih banyak lagi. Panganan buka puasa, kemacetan saat jam menunjukkan pukul 16.30 di depan,samping, hingga belakan pasar kotagede demi sebuah menu buka puasa yang dapat dipilih sesuka hati dan murah meriah.


Ah,ibu...jadi ingat engkau. Tahun lalu mungkin hanya sahur yang sering kulakukan di rumah. Sedangkan buka puasa, kebanyaka pasti kuhabiskan di kantor pcm (a.k.a brosur), reuni bareng temen, bahkan tak jarang di perjalanan. 


Hidup memang tak selamanya sama. Pun dengan ramadhan yg akhirnya akan kulalui dengan atmosfrer yang berbeda. Boleh dibilang mungkin ini akan menjadi 'normalisasi' menjalani Ramadhan (meski ga normal jg karna jauh dr kluarga), menjadi fokus hanya pada memperbaiki amal dan amal. Yang mengejar khatam Qura'an yang selama ini tak pernah tercapai, yang mengejar sunah2 yang mungkin kemaren blm sempat terjamah. 


Yak, Ramadhan lalu ku memang indah..sangat indah, sangat kurindukan..Tapi di sinilah dimulai tahap baru..Tahap dimana aq hanya mampu menyumbangkan doa, harapan dan sedikit kemampuan, meski tak mampu langsung berkarya...


Sukses untuk ramadhan kawan2ku di Kotagede. . .
Sukses untuk Ramadhan adik2ku di Al Ma'arif, Boharen . . .
Nikmati hari kalian sebelum nantinya kalian akan merindukan lelah itu. . .










MARHABAN YA RAMADHAN
Mari jemput Ramadhan dg niat suci...
Mari perjuangkan hingga hari kemenangan tiba...
MOHON MAAF LAHIR BATHIN...


--Smoga brmanfaat-- ^_^v

Jumat, Agustus 06, 2010

TransJogja ..oh.. TransJogja

(Masih) terperangkap dalam lemburan di kantor dan mulai bosen ngutak utik fesbuk.
Tiba2 ada rasa kangen pada kota tercinta, jogja, dan membayangkan sedang keluar sekedar menikmati malam di jogja dengan segala pernak pernik malam harinya. . .

Tak ada cara lain selain dg internet yg terus menerus aktiv di depan mataku ini. Coba searching image di 'google' dengan keyword "jogja" hanya utk melihat gambar kota yang sangat membuatku rindu setengah mati ini. . .

Dimulai dari peta jogja, tugu, tugu, kraton, suasana malioboro malam hari, becak.. (ah, icon2 kotaku tercinta..), dan tibalah pada gambar ini:
 Transjogja...Ya, itu transjogja, alternatif kendaraan yang diprogramkan untuk mengurangi padatnya kendaraan di jogja.
Dan okay...okay..penyesalan itu muncul.."Aq belum pernah naik trans jogja" Ya, memalukan, ini pengakuanku...Bahwa aq orang jogja yang katrok banget! @_@

Tadinya, tadinya lho ya...pas si trans itu muncul, pengen tuh kliling2 jogja, nyampe prambanan pake alat transport baru itu.Tapiii, yach as ussually saat itu cuma ilusi..bayangan tok, niatnya ga pernah dijalanin.

Yach, karna uda give up mengharap niat yang sebelumnya tercapai, niat selanjutnya muncul ketika uda nikah..Yeah, kan uda halal, mo ndi trans jg gandengan ga bakal bikin orang risih..hohoho...
Tapi sayang, kebersamaan kami cuma 3 minggu setelah pernikahan, and its felt so fast anyway..Jadilah kami tak smpat melaksanakan niat itu. Abi siy sering ngajakin waktu itu, tp dasar aqnya males panas2an...dan ga tau bahwa nasib kami akhirnya akan seperti ini (red:berpisah), aq bilang ajaa "besok aja deh, bi... ^_^" *ah andai bisa terulang...*


Daaaaan, okay..penyesalan tak ada gunanya,dina...Ntar sampe jogja ayo naek trans jogja!!!! Yeah......!! Jogja, im coming soon 4 u..."halah"


--Post yg ga penting bgt-- ^_^

Oleh-oleh jumat siang

Seperti biasa, di kala bapak2 menunaikan sholat jumatnya, kami ibu2 dan calon ibu2 di kantor biasa mengadakan tausiah besama yang diisi oleh kak Emil. Nah karna ini awal bulan, kami diisi dengan belajar iqro'.

Hoho, jangan nyombong dulu deh, ternyata bacaan quran kita yang cepet dan lancar belum tentu bener lho.. Parahnya kadang salah itu bkin artinya berubah..

Berbicara tentang iqro', tadi kami dibagikan buku iqro'..Dan, how proud, iqro' yang kami dapat sama dg iqro' di jogja a.k.a dari AMM (Angkatan Masjid dan Mushola) yang didirikan oleh As'ad Humam (alm) yang fotonya terpampang di belakang iqro' yang kami pegang.

Pakde As'ad, panggilan itu yang akrab bagiku dan kakak2ku untuk memanggilnya. Subhanallah, betapa bangganya kami.. Betapa bangga memiliki saudara yang terkenal. Ada sesuatu yang kemudian menelusup, bukan rasa bangga itu, tapi lebih pada rasa kagum. Aq yang sedang berada di suatu pulau yang sangat jauh dari jogja, yang tak pernah jelas dalam peta nasional, sedang belajar dengan buku iqro' ciptaanya.

Seketika rasa kagumku bertambah membayangkan pahala yang mengalir pada beliau. Metode belajar Al Qur'an yang bermanfaat bagi seluruh warga Indonesia, bahkan mungkin sudah pada taraf interrnasional. Suhanallah..meski sudah tak lagi di dunia, pahala tetap mengalir...

Hmmm..berharap semoga suatu saat punya amal zariah yang selalu dapat dipraktekan seperti beliau... Amiin...

Kamis, Agustus 05, 2010

Kesabaran seorang istri: "Aku mencitaimu, Suamiku"

  Kata blog sebelumnya ini kisah nyata.Maka jika benar, wanita ini adalah istri luar biasa, toh jika bukan nyata, tetap saja semoga ini bisa jadi pelajaran bagi para istri tentang keikhlasan mencintai suami, bagi para calon istri juga semoga bisa jadi manfaat..

***  Cinta itu butuh kesabaran…  
Sampai dimanakah kita harus bersabar menanti cinta kita???  
Hari itu.. aku dengannya berkomitmen untuk menjaga cinta kita..
Aku menjadi perempuan yg paling bahagia…..
  Pernikahan kami sederhana namun meriah…..  
Ia menjadi pria yang sangat romantis pada waktu itu.  Aku bersyukur menikah dengan seorang pria yang shaleh, pintar, tampan & mapan pula. 
Ketika kami berpacaran dia sudah sukses dalam karirnya.  Kami akan berbulan madu di tanah suci, itu janjinya ketika kami berpacaran dulu..  
Dan setelah menikah, aku mengajaknya untuk umroh ke tanah suci….  Aku sangat bahagia dengannya, dan dianya juga sangat memanjakan aku… sangat terlihat dari rasa cinta dan rasa sayangnya pada ku.  Banyak orang yang bilang kami adalah pasangan yang serasi. Sangat terlihat sekali bagaimana suamiku memanjakanku. 
Dan aku bahagia menikah dengannya.

  ***  Lima tahun berlalu sudah kami menjadi suami istri, sangat tak terasa waktu begitu cepat berjalan walaupun kami hanya hidup berdua saja karena sampai saat ini aku belum bisa memberikannya seorang malaikat kecil (bayi) di tengah keharmonisan rumah tangga kami.  Karena dia anak lelaki satu-satunya dalam keluarganya, jadi aku harus berusaha untuk mendapatkan penerus generasi baginya.  Alhamdulillah saat itu suamiku mendukungku… 
Ia mengaggap Allah belum mempercayai kami untuk menjaga titipan-NYA.  
Tapi keluarganya mulai resah. Dari awal kami menikah, ibu & adiknya tidak menyukaiku. Aku sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari mereka, namun aku selalu berusaha menutupi hal itu dari suamiku…  
Didepan suami ku mereka berlaku sangat baik padaku, tapi dibelakang suami ku, aku dihina-hina oleh mereka… 
Pernah suatu ketika satu tahun usia pernikahan kami, suamiku mengalami kecelakaan, mobilnya hancur. Alhamdulillah suami ku selamat dari maut yang hampir membuat ku menjadi seorang janda itu.  Ia dirawat dirumah sakit pada saat dia belum sadarkan diri setelah kecelakaan. Aku selalu menemaninya siang & malam sambil kubacakan ayat-ayat suci Al – Qur’an. Aku sibuk bolak-balik dari rumah sakit dan dari tempat aku melakukan aktivitas sosial ku, aku sibuk mengurus suamiku yang sakit karena kecelakaan.
  Namun saat ketika aku kembali ke rumah sakit setelah dari rumah kami, aku melihat di dalam kamarnya ada ibu, adik-adiknya dan teman-teman suamiku, dan disaat itu juga.. aku melihat ada seorang wanita yang sangat akrab mengobrol dengan ibu mertuaku. Mereka tertawa menghibur suamiku.  Alhamdulillah suamiku ternyata sudah sadar, aku menangis ketika melihat suami ku sudah sadar, tapi aku tak boleh sedih di hadapannya.  
Kubuka pintu yang tertutup rapat itu sambil mengatakan, “Assalammu’alaikum” dan mereka menjawab salam ku. Aku berdiam sejenak di depan pintu dan mereka semua melihatku. Suamiku menatapku penuh manja, mungkin ia kangen padaku karena sudah 5 hari mata nya selalu tertutup.  Tangannya melambai, mengisyaratkan aku untuk memegang tangannya erat. Setelah aku menghampirinya, kucium tangannya sambil berkata “Assalammu’alaikum”, ia pun menjawab salam ku dengan suaranya yg lirih namun penuh dengan cinta. Aku pun senyum melihat wajahnya.  

Lalu.. Ibu nya berbicara denganku …  “Fis, kenalkan ini Desi teman Fikri”.  Aku teringat cerita dari suamiku bahwa teman baiknya pernah mencintainya, perempuan itu bernama Desi dan dia sangat akrab dengan keluarga suamiku. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orangnya juga. Aku pun langsung berjabat tangan dengannya, tak banyak aku bicara di dalam ruangan tersebut,aku tak mengerti apa yg mereka bicarakan.  Aku sibuk membersihkan & mengobati luka-luka di kepala suamiku, baru sebentar aku membersihkan mukanya, tiba-tiba adik ipar ku yang bernama Dian mengajakku keluar, ia minta ditemani ke kantin. Dan suamiku pun mengijinkannya. Kemudian aku pun menemaninya.
  Tapi ketika di luar adik ipar ku berkata, ”lebih baik kau pulang saja, ada  kami yg menjaga abang disini. Kau istirahat saja. ”  Anehnya, aku tak diperbolehkan berpamitan dengan suamiku dengan alasan abang harus banyak beristirahat dan karena psikologisnya masih labil. Aku berdebat dengannya mempertanyakan mengapa aku tidak diizinkan berpamitan dengan suamiku. Tapi tiba-tiba ibu mertuaku datang menghampiriku dan ia juga mengatakan hal yang sama. Nantinya dia akan memberi alasan pada suamiku mengapa aku pulang tak berpamitan padanya, toh suamiku selalu menurut apa kata ibunya, baik ibunya Salah ataupun Tidak, suamiku tetap saja membenarkannya. Akhirnya aku pun pergi meninggalkan rumah sakit itu dengan linangan air mata.  

Sejak saat itu aku tidak pernah diijinkan menjenguk suamiku sampai ia kembali dari rumah sakit. Dan aku hanya bisa menangis dalam kesendirianku. Menangis mengapa mereka sangat membenciku.

  ***  Hari itu.. aku menangis tanpa sebab, yang ada di benakku aku takut kehilangannya, aku takut cintanya dibagi dengan yang lain.  Pagi itu, pada saat aku membersihkan pekarangan rumah kami, suamiku memanggil ku ke taman belakang, ia baru saja selesai sarapan, ia mengajakku duduk di ayunan favorit kami sambil melihat ikan-ikan yang bertaburan di kolam air mancur itu.
  Aku bertanya, ”Ada apa kamu memanggilku?”  
Ia berkata, ”Besok aku akan menjenguk keluargaku di Sabang”
  Aku menjawab, ”Ia sayang.. aku tahu, aku sudah mengemasi barang-barang kamu di travel bag dan kamu sudah memeegang tiket bukan?” 
“Ya tapi aku tak akan lama disana, cuma 3 minggu aku disana, aku juga sudah lama tidak bertemu dengan keluarga besarku sejak kita menikah dan aku akan pulang dengan mama ku”, jawabnya tegas.
  “Mengapa baru sekarang bicara, aku pikir hanya seminggu saja kamu disana?“, tanya ku balik kepadanya penuh dengan rasa penasaran dan sedikit rasa kecewa karena ia baru memberitahukan rencana kepulanggannya itu, padahal aku telah bersusah payah mencarikan tiket pesawat untuknya.
  ”Mama minta aku yang menemaninya saat pulang nanti”, jawabnya tegas.  ”Sekarang aku ingin seharian dengan kamu karena nanti kita 3 minggu tidak bertemu, ya kan?”, lanjut nya lagi sambil memelukku dan mencium keningku. Hatiku sedih dengan keputusannya, tapi tak boleh aku tunjukkan pada nya.  Bahagianya aku dimanja dengan suami yang penuh dengan rasa sayang & cintanya walau terkadang ia bersikap kurang adil terhadapku.  Aku hanya bisa tersenyum saja, padahal aku ingin bersama Suamiku, tapi karena keluarganya tidak menyukaiku hanya karena mereka cemburu padaku karena Suamiku sangat sayang padaku. 
Kemudian aku memutuskan agar ia saja yg pergi dan kami juga harus berhemat dalam pengeluaran anggaran rumah tangga kami. 
Karena ini acara sakral bagi keluarganya, jadi seluruh keluarganya harus komplit. Walaupun begitu, aku pun tetap tak akan diperdulikan oleh keluarganya harus datang ataupun tidak. Tidak hadir justru membuat mereka sangat senang dan aku pun tak mau membuat riuh keluarga ini.  
Malam sebelum kepergiannya, aku menangis sambil membereskan keperluan yang akan dibawanya ke Sabang, ia menatapku dan menghapus airmata yang jatuh dipipiku, lalu aku peluk erat dirinya. Hati ini bergumam tak merelakan dia pergi seakan terjadi sesuatu, tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya bisa menangis karena akan ditinggal pergi olehnya.
  Aku tidak pernah ditinggal pergi selama ini, karena kami selalu bersama-sama kemana pun ia pergi.  Apa mungkin aku sedih karena aku sendirian dan tidak memiliki teman, karena biasanya hanya pembantu sajalah teman mengobrolku.  Hati ini sedih akan di tinggal pergi olehnya.  Sampai keesokan harinya, aku terus menangis.. menangisi kepergiannya. Aku tak tahu mengapa sesedih ini, perasaanku tak enak, tapi aku tak boleh berburuk sangka. Aku harus percaya apada suamiku. Dia pasti akan selalu menelponku.  ***  

Berjauhan dengan suamiku, aku merasa sangat tidak nyaman, aku merasa sendiri. Untunglah aku mempunyai kesibukan sebagai seorang aktivis, jadinya aku tak terlalu kesepian ditinggal pergi ke Sabang.  Saat kami berhubungan jarak jauh, komunikasi kami memburuk dan aku pun jatuh sakit. Rahimku terasa sakit sekali seperti di lilit oleh tali. Tak tahan aku menahan rasa sakit dirahimku ini, sampai-sampai aku mengalami pendarahan. Aku dilarikan ke rumah sakit oleh adik laki-lakiku yang kebetulan menemaniku disana. Dokter memvonis aku terkena kanker mulut rahim stadium 3.  Aku menangis.. apa yang bisa aku banggakan lagi..  Mertuaku akan semakin menghinaku, suamiku yang malang yang selalu berharap akan punya keturunan dari rahimku.. namun aku tak bisa memberikannya keturunan. Dan kemudian aku hanya bisa memeluk adikku.  Aku kangen pada suamiku, aku selalu menunggu ia pulang dan bertanya-tanya, “kapankah ia segera pulang?” aku tak tahu.. 

Sementara suamiku disana, aku tidak tahu mengapa ia selalu marah-marah jika menelponku. Bagaimana aku akan menceritakan kondisiku jika ia selalu marah-marah terhadapku..  Lebih baik aku tutupi dulu tentang hal ini dan aku juga tak mau membuatnya khawatir selama ia berada di Sabang.  Lebih baik nanti saja ketika ia sudah pulang dari Sabang, aku akan cerita padanya. Setiap hari aku menanti suamiku pulang, hari demi hari aku hitung…
  Sudah 3 minggu suamiku di Sabang, malam itu ketika aku sedang melihat foto-foto kami, ponselku berbunyi menandakan ada sms yang masuk.  Kubuka di inbox ponselku, ternyata dari suamiku yang sms.  Ia menulis, “aku sudah beli tiket untuk pulang, aku pulangnya satu hari lagi, aku akan kabarin lagi”.  
Hanya itu saja yang diinfokannya. Aku ingin marah, tapi aku pendam saja ego yang tidak baik ini. Hari yg aku tunggu pun tiba, aku menantinya di rumah.  Sebagai seorang istri, aku pun berdandan yang cantik dan memakai parfum kesukaannya untuk menyambut suamiku pulang, dan nantinya aku juga akan menyelesaikan masalah komunikasi kami yg buruk akhir-akhir ini.  
Bel pun berbunyi, kubukakan pintu untuknya dan ia pun mengucap salam. Sebelum masuk, aku pegang tangannya kedepan teras namun ia tetap berdiri, aku membungkuk untuk melepaskan sepatu, kaos kaki dan kucuci kedua kakinya, aku tak mau ada syaithan yang masuk ke dalam rumah kami.  Setelah itu akupun berdiri langsung mencium tangannya tapi apa reaksinya..  Masya Allah.. ia tidak mencium keningku, ia hanya diam dan langsung naik keruangan atas, kemudian mandi dan tidur tanpa bertanya kabarku..  Aku hanya berpikir, mungkin dia capek. Aku pun segera merapikan bawaan nya sampai aku pun tertidur.
Malam menunjukkan 1/3 malam, mengingatkan aku pada tempat mengadu yaitu Allah, Sang Maha Pencipta.  Biasa nya kami selalu berjama’ah, tapi karena melihat nya tidur sangat pulas, aku tak tega membangunkannya. Aku hanya mengelus wajahnya dan aku cium keningnya, lalu aku sholat tahajud 8 rakaat plus witir 3 raka’at.  

***  Aku mendengar suara mobilnya, aku terbangun lalu aku melihat dirinya dari balkon kamar kami yang bersiap-siap untuk pergi. Lalu aku memanggilnya tapi ia tak mendengar. Kemudian aku ambil jilbabku dan aku berlari dari atas ke bawah tanpa memperdulikan darah yg bercecer dari rahimku untuk mengejarnya tapi ia begitu cepat pergi.  Aku merasa ada yang aneh dengan suamiku. Ada apa dengan suamiku? Mengapa ia bersikap tidak biasa terhadapku?  Aku tidak bisa diam begitu saja, firasatku mengatakan ada sesuatu. Saat itu juga aku langsung menelpon kerumah mertuaku dan kebetulan Dian yang mengangkat telponnya, aku bercerita dan aku bertanya apa yang sedang terjadi dengan suamiku. Dengan enteng ia menjawab, “Loe pikir aja sendiri!!!”. Telpon pun langsung terputus.  Ada apa ini? Tanya hatiku penuh dalam kecemasan. Mengapa suamiku berubah setelah ia kembali dari kota kelahirannya. Mengapa ia tak mau berbicara padaku, apalagi memanjakan aku.  Semakin hari ia menjadi orang yang pendiam, seakan ia telah melepas tanggung jawabnya sebagai seorang suami. Kami hanya berbicara seperlunya saja, aku selalu diintrogasinya. Selalu bertanya aku dari mana dan mengapa pulang terlambat dan ia bertanya dengan nada yg keras. Suamiku telah berubah..  Bahkan yang membuat ku kaget, aku pernah dituduhnya berzina dengan mantan pacarku. Ingin rasanya aku menampar suamiku yang telah menuduhku serendah itu, tapi aku selalu ingat.. sebagaimana pun salahnya seorang suami, status suami tetap di atas para istri, itu pedoman yang aku pegang.  Aku hanya berdo’a semoga suamiku sadar akan prilakunya.

  ***  Dua tahun berlalu, suamiku tak kunjung berubah juga. Aku menangis setiap malam, lelah menanti seperti ini, kami seperti orang asing yang baru saja berkenalan.  Kemesraan yang kami ciptakan dulu telah sirna. Walaupun kondisinya tetap seperti itu, aku tetap merawatnya & menyiakan segala yang ia perlukan. Penyakitkupun masih aku simpan dengan baik dan sekalipun ia tak pernah bertanya perihal obat apa yang aku minum. Kebahagiaan ku telah sirna, harapan menjadi ibu pun telah aku pendam. Aku tak tahu kapan ini semua akan berakhir.  Bersyukurlah.. aku punya penghasilan sendiri dari aktifitasku sebagai seorang guru ngaji, jadi aku tak perlu meminta uang padanya hanya untuk pengobatan kankerku. Aku pun hanya berobat semampuku. 
Sungguh.. suami yang dulu aku puja dan aku banggakan, sekarang telah menjadi orang asing bagiku, setiap aku bertanya ia selalu menyuruhku untuk berpikir sendiri. Tiba-tiba saja malam itu setelah makan malam usai, suamiku memanggilku.  
“Ya, ada apa Yah!” sahutku dengan memanggil nama kesayangannya “Ayah”.  “Lusa kita siap-siap ke Sabang ya.” Jawabnya tegas.
  “Ada apa? Mengapa?”, sahutku penuh dengan keheranan.  Astaghfirullah.. suami ku yang dulu lembut tiba-tiba saja menjadi kasar, dia membentakku. Sehingga tak ada lagi kelanjutan diskusi antara kami.  
Dia mengatakan ”Kau ikut saja jangan banyak tanya!!”  Lalu aku pun bersegera mengemasi barang-barang yang akan dibawa ke Sabang sambil menangis, sedih karena suamiku kini tak ku kenal lagi.  Lima tahun kami menikah dan sudah 2 tahun pula ia menjadi orang asing buatku.
Ku lihat kamar kami yg dulu hangat penuh cinta yang dihiasi foto pernikahan kami, sekarang menjadi dingin.. sangat dingin dari batu es. Aku menangis dengan kebingungan ini. Ingin rasanya aku berontak berteriak, tapi aku tak bisa.  Suamiku tak suka dengan wanita yang kasar, ngomong dengan nada tinggi, suka membanting barang-barang. Dia bilang perbuatan itu menunjukkan sikap ketidakhormatan kepadanya. Aku hanya bisa bersabar menantinya bicara dan sabar mengobati penyakitku ini, dalam kesendirianku.. 

***  Kami telah sampai di Sabang, aku masih merasa lelah karena semalaman aku tidak tidur karena terus berpikir. Keluarga besarnya juga telah berkumpul disana, termasuk ibu & adik-adiknya. Aku tidak tahu ada acara apa ini..  Aku dan suamiku pun masuk ke kamar kami. Suamiku tak betah didalam kamar tua itu, ia pun langsung keluar bergabung dengan keluarga besarnya.  Baru saja aku membongkar koper kami dan ingin memasukkannya ke dalam lemari tua yg berada di dekat pintu kamar, lemari tua yang telah ada sebelum suamiku lahir, tiba-tiba Tante Lia, tante yang sangat baik padaku memanggil ku untuk bersegera berkumpul diruang tengah, aku pun menuju ke ruang keluarga yang berada ditengah rumah besar itu, yang tampak seperti rumah zaman peninggalan belanda. 
Kemudian aku duduk disamping suamiku, dan suamiku menunduk penuh dengan kebisuan, aku tak berani bertanya padanya.  Tiba-tiba saja neneknya, orang yang dianggap paling tua dan paling berhak atas semuanya, membuka pembicaraan.  
“Baiklah, karena kalian telah berkumpul, nenek ingin bicara dengan kau Fisha”. Neneknya berbicara sangat tegas, dengan sorot mata yang tajam. 
”Ada apa ya Nek?” sahutku dengan penuh tanya..
  Nenek pun menjawab, “Kau telah bergabung dengan keluarga kami hampir 8 tahun, sampai saat ini kami tak melihat tanda-tanda kehamilan yang sempurna sebab selama ini kau selalu keguguran!!“.  Aku menangis.. untuk inikah aku diundang kemari? Untuk dihina ataukah dipisahkan dengan suamiku? 
“Sebenarnya kami sudah punya calon untuk Fikri, dari dulu.. sebelum kau menikah dengannya. Tapi Fikri anak yang keras kepala, tak mau di atur,dan akhirnya menikahlah ia dengan kau.” Neneknya berbicara sangat lantang, mungkin logat orang Sabang seperti itu semua.  
Aku hanya bisa tersenyum dan melihat wajah suamiku yang kosong matanya.  “Dan aku dengar dari ibu mertuamu kau pun sudah berkenalan dengannya”, neneknya masih melanjutkan pembicaraan itu.  Sedangkan suamiku hanya terdiam saja, tapi aku lihat air matanya. Ingin aku peluk suamiku agar ia kuat dengan semua ini, tapi aku tak punya keberanian itu. 
Neneknya masih saja berbicara panjang lebar dan yang terakhir dari ucapannya dengan mimik wajah yang sangat menantang kemudian berkata, “kau maunya gimana? kau dimadu atau diceraikan?“  MasyaAllah.. kuatkan hati ini.. aku ingin jatuh pingsan. Hati ini seakan remuk mendengarnya, hancur hatiku. Mengapa keluarganya bersikap seperti ini terhadapku..  
Aku selalu munutupi masalah ini dari kedua orang tuaku yang tinggal di pulau  kayu, mereka mengira aku sangat bahagia 2 tahun belakangan ini.  
“Fish, jawab!.” Dengan tegas Ibunya langsung memintaku untuk menjawab.  
Aku langsung memegang tangan suamiku. 
Dengan tangan yang dingin dan gemetar aku menjawab dengan tegas.  Walaupun aku tidak bisa berdiskusi dulu dengan imamku, tapi aku dapat berdiskusi dengannya melalui bathiniah.  ‘’Untuk kebaikan dan masa depan keluarga ini, aku akan menyambut baik seorang wanita baru dirumah kami..”  Itu yang aku jawab, dengan kata lain aku rela cintaku dibagi. 
Dan pada saat itu juga suamiku memandangku dengan tetesan air mata, tapi air mataku tak sedikit pun menetes di hadapan mereka.  
Aku lalu bertanya kepada suamiku, “Ayah siapakah yang akan menjadi sahabatku dirumah kita nanti, yah?”  
Suamiku menjawab, ”Dia Desi!”  
Aku pun langsung menarik napas dan langsung berbicara, ”Kapan pernikahannya berlangsung? Apa yang harus saya siapkan dalam pernikahan ini Nek?.”  
Ayah mertuaku menjawab, “Pernikahannya 2 minggu lagi.” 
”Baiklah kalo begitu saya akan menelpon pembantu di rumah, untuk menyuruhnya mengurus KK kami ke kelurahan besok”, setelah berbicara seperti itu aku permisi untuk pamit ke kamar.  
Tak tahan lagi.. air mata ini akan turun, aku berjalan sangat cepat, aku buka pintu kamar dan aku langsung duduk di tempat tidur. Ingin berteriak, tapi aku sendiri disini. 
Tak kuat rasanya menerima hal ini, cintaku telah dibagi. Sakit. Diiringi akutnya penyakitku..  Apakah karena ini suamiku menjadi orang yang asing selama 2 tahun belakangan ini?  Aku berjalan menuju ke meja rias, kubuka jilbabku, aku bercermin sambil bertanya-tanya, “sudah tidak cantikkah aku ini?“  Ku ambil sisirku, aku menyisiri rambutku yang setiap hari rontok. Kulihat wajahku, ternyata aku memang sudah tidak cantik lagi, rambutku sudah hampir habis.. kepalaku sudah botak dibagian tengahnya.  Tiba-tiba pintu kamar ini terbuka, ternyata suamiku yang datang, ia berdiri dibelakangku. Tak kuhapus air mata ini, aku bersegera memandangnya dari cermin meja rias itu.  
Kami diam sejenak, lalu aku mulai pembicaraan, “terima kasih ayah, kamu memberi sahabat kepada ku. Jadi aku tak perlu sedih lagi saat ditinggal pergi kamu nanti! Iya kan?.”
  Suamiku mengangguk sambil melihat kepalaku tapi tak sedikitpun ia tersenyum dan bertanya kenapa rambutku rontok, dia hanya mengatakan jangan salah memakai shampo. 
Dalam hatiku bertanya, “mengapa ia sangat cuek?” dan ia sudah tak memanjakanku lagi. 
Lalu dia berkata, “sudah malam, kita istirahat yuk!“  “Aku sholat isya dulu baru aku tidur”, jawabku tenang.  Dalam sholat dan dalam tidur aku menangis. Ku hitung mundur waktu, kapan aku akan berbagi suami dengannya. Aku pun ikut sibuk mengurusi pernikahan suamiku.  Aku tak tahu kalau Desi orang Sabang juga. Sudahlah, ini mungkin takdirku. Aku ingin suamiku kembali seperti dulu, yang sangat memanjakan aku atas rasa sayang dan cintanya itu..  

***  Malam sebelum hari pernikahan suamiku, aku menulis curahan hatiku di laptopku.  Di laptop aku menulis saat-saat terakhirku melihat suamiku, aku marah pada suamiku yang telah menelantarkanku. Aku menangis melihat suamiku yang sedang tidur pulas, apa salahku? sampai ia berlaku sekejam itu kepadaku. Aku  save di mydocument yang bertitle “Aku Mencintaimu Suamiku.” 

Hari pernikahan telah tiba, aku telah siap, tapi aku tak sanggup untuk keluar. Aku berdiri didekat jendela, aku melihat matahari, karena mungkin saja aku takkan bisa melihat sinarnya lagi. Aku berdiri sangat lama.. lalu suamiku yang telah siap dengan pakaian pengantinnya masuk dan berbicara padaku.  “Apakah kamu sudah siap?”

  Kuhapus airmata yang menetes diwajahku sambil berkata :  “Nanti jika ia telah sah jadi istrimu, ketika kamu membawa ia masuk kedalam rumah ini, cucilah kakinya sebagaimana kamu mencuci kakiku dulu, lalu ketika kalian masuk ke dalam kamar pengantin bacakan do’a di ubun-ubunnya sebagaimana yang kamu lakukan padaku dulu. Lalu setelah itu..”, perkataanku terhenti karena tak sanggup aku meneruskan pembicaraan itu, aku ingin menagis meledak.  
Tiba-tiba suamiku menjawab “Lalu apa Bunda?”  Aku kaget mendengar kata itu, yang tadinya aku menunduk seketika aku langsung menatapnya dengan mata yang berbinar-binar… 
“Bisa kamu ulangi apa yang kamu ucapkan barusan?”, pintaku tuk menyakini bahwa kuping ini tidak salah mendengar.  
Dia mengangguk dan berkata, ”Baik bunda akan ayah ulangi, lalu apa bunda?”, sambil ia mengelus wajah dan menghapus airmataku, dia agak sedikit membungkuk karena dia sangat tinggi, aku hanya sedadanya saja.  Dia tersenyum sambil berkata, 
”Kita lihat saja nanti ya!”. Dia memelukku dan berkata, “bunda adalah wanita yang paling kuat yang ayah temui selain mama”..  
Kemudian ia mencium keningku, aku langsung memeluknya erat dan berkata, “Ayah, apakah ini akan segera berakhir? Ayah kemana saja? Mengapa Ayah berubah? Aku kangen sama Ayah? Aku kangen belaian kasih sayang Ayah? Aku kangen dengan manjanya Ayah? Aku kesepian Ayah? Dan satu hal lagi yang harus Ayah tau, bahwa aku tidak pernah berzinah! Dulu.. waktu awal kita pacaran, aku memang belum bisa melupakannya, setelah 4 bulan bersama Ayah baru bisa aku terima, jika yang dihadapanku itu adalah lelaki yang aku cari. Bukan berarti aku pernah berzina Ayah.” Aku langsung bersujud di kakinya dan muncium kaki imamku sambil berkata, ”Aku minta maaf Ayah, telah membuatmu susah”. 
Saat itu juga, diangkatnya badanku.. ia hanya menangis.  Ia memelukku sangat lama, 2 tahun aku menanti dirinya kembali. Tiba-tiba perutku sakit, ia menyadari bahwa ada yang tidak beres denganku dan ia bertanya, ”bunda baik-baik saja kan?” tanyanya dengan penuh khawatir.  Aku pun menjawab, “bisa memeluk dan melihat kamu kembali seperti dulu itu sudah mebuatku baik, Yah. Aku hanya tak bisa bicara sekarang“. Karena dia akan menikah. Aku tak mau membuat dia khawatir. Dia harus khusyu menjalani acara prosesi akad nikah tersebut.

  ***  Setelah tiba dimasjid, ijab-qabul pun dimulai. Aku duduk diseberang suamiku.  Aku melihat suamiku duduk berdampingan dengan perempuan itu, membuat hati ini cemburu, ingin berteriak mengatakan, “Ayah jangan!!”, tapi aku ingat akan kondisiku.  Jantung ini berdebar kencang saat mendengar ijab-qabul tersebut. Begitu ijab-qabul selesai, aku menarik napas panjang. Tante Lia, tante yang baik itu, memelukku.. Dalam hati aku berusaha untuk menguatkan hati ini. Ya… aku kuat.

  Tak sanggup aku melihat mereka duduk bersanding dipelaminan. Orang-orang yang hadir di acara resepsi itu iba melihatku, mereka melihatku dengan tatapan sangat aneh, mungkin melihat wajahku yang selalu tersenyum, tapi dibalik itu.. hatiku menangis.
  Sampai dirumah, suamiku langsung masuk ke dalam rumah begitu saja. Tak mencuci kakinya. Aku sangat heran dengan perilakunya. Apa iya, dia tidak suka dengan pernikahan ini?  Sementara itu Desi disambut hangat di dalam keluarga suamiku, tak seperti aku dahulu, yang di musuhi.  Malam ini aku tak bisa tidur, bagaimana bisa? Suamiku akan tidur dengan perempuan yang sangat aku cemburui. Aku tak tahu apa yang sedang mereka lakukan didalam sana.  

Sepertiga malam pada saat aku ingin sholat lail aku keluar untuk berwudhu, lalu aku melihat ada lelaki yang mirip suamiku tidur disofa ruang tengah. Kudekati lalu kulihat. Masya Allah.. suamiku tak tidur dengan wanita itu, ia ternyata tidur disofa, aku duduk disofa itu sambil menghelus wajahnya yang lelah, tiba-tiba ia memegang tangan kiriku, tentu saja aku kaget.
  “Kamu datang ke sini, aku pun tahu”, ia berkata seperti itu. Aku tersenyum dan megajaknya sholat lail. 
Setelah sholat lail ia berkata, “maafkan aku, aku tak boleh menyakitimu, kamu menderita karena ego nya aku. Besok kita pulang ke Jakarta, biar Desi pulang dengan mama, papa dan juga adik-adikku”  Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Tapi ia langsung mengajakku untuk istirahat. 
Saat tidur ia memelukku sangat erat. Aku tersenyum saja, sudah lama ini tidak terjadi. Ya Allah.. apakah Engkau akan menyuruh malaikat maut untuk mengambil nyawaku sekarang ini, karena aku telah merasakan kehadirannya saat ini. Tapi.. masih bisakah engkau ijinkan aku untuk merasakan kehangatan dari suamiku yang telah hilang selama 2 tahun ini.. 
Suamiku berbisik, “Bunda kok kurus?”  Aku menangis dalam kebisuan.
Pelukannya masih bisa aku rasakan.  Aku pun berkata, “Ayah kenapa tidak tidur dengan Desi?”
  ”Aku kangen sama kamu Bunda, aku tak mau menyakitimu lagi. Kamu sudah sering terluka oleh sikapku yang egois.” Dengan lembut suamiku menjawab seperti itu.
  Lalu suamiku berkata, ”Bun, Ayah minta maaf telah menelantarkan bunda.. Selama ayah di Sabang, ayah dengar kalau bunda tidak tulus mencintai ayah, bunda seperti mengejar sesuatu, seperti mengejar harta ayah dan satu lagi.. ayah pernah melihat sms bunda dengan mantan pacar bunda dimana isinya kalau bunda gak mau berbuat “seperti itu” dan tulisan seperti itu diberi tanda kutip (“seperti itu”). Ayah ingin ngomong tapi takut bunda tersinggung dan ayah berpikir kalau bunda pernah tidur dengannya sebelum bunda bertemu ayah, terus ayah dimarahi oleh keluarga ayah karena ayah terlalu memanjakan bunda..”
  Hati ini sakit ketika difitnah oleh suamiku, ketika tidak ada kepercayaan di dirinya, hanya karena omongan keluarganya yang tidak pernah melihat betapa tulusnya aku mencintai pasangan seumur hidupku ini. 
Aku hanya menjawab, “Aku sudah ceritakan itu kan Yah.. Aku tidak pernah berzinah dan aku mencintaimu setulus hatiku, jika aku hanya mengejar hartamu, mengapa aku memilih kamu? Padahal banyak lelaki yang lebih mapan darimu waktu itu Yah.. Jika aku hanya mengejar hartamu, aku tak mungkin setiap hari menangis karena menderita mencintaimu..“  E
ntah aku harus bahagia atau aku harus sedih karena sahabatku sendirian dikamar pengantin itu. Malam itu, aku menyelesaikan masalahku dengan suamiku dan berusaha memaafkannya beserta sikap keluarganya juga.  Karena aku tak mau mati dalam hati yang penuh dengan rasa benci.

  ***  Keesokan harinya…  Ketika aku ingin terbangun untuk mengambil wudhu, kepalaku pusing, rahimku sakit sekali.. aku mengalami pendarahan dan suamiku kaget bukan main, ia langsung menggendongku.  Aku pun dilarikan ke rumah sakit..  Dari kejauhan aku mendengar suara zikir suamiku..  Aku merasakan tanganku basah..  Ketika kubuka mata ini, kulihat wajah suamiku penuh dengan rasa kekhawatiran.  Ia menggenggam tanganku dengan erat.. Dan mengatakan, ”Bunda, Ayah minta maaf…”
  Berkali-kali ia mengucapkan hal itu. Dalam hatiku, apa ia tahu apa yang terjadi padaku?  Aku berkata dengan suara yang lirih, ”Yah, bunda ingin pulang.. bunda ingin bertemu kedua orang tua bunda, anterin bunda kesana ya, Yah..”
  “Ayah jangan berubah lagi ya! Janji ya, Yah… !!! Bunda sayang banget sama Ayah.”  
Tiba-tiba saja kakiku sakit sangat sakit, sakitnya semakin keatas, kakiku sudah tak bisa bergerak lagi.. aku tak kuat lagi memegang tangan suamiku. 

Kulihat wajahnya yang tampan, berlinang air mata.  Sebelum mata ini tertutup, kulafazkan kalimat syahadat dan ditutup dengan kalimat tahlil. 

Aku bahagia melihat suamiku punya pengganti diriku..  Aku bahagia selalu melayaninya dalam suka dan duka..  Menemaninya dalam ketika ia mengalami kesulitan dari kami pacaran sampai kami menikah.  Aku bahagia bersuamikan dia. Dia adalah nafasku.  

Untuk Ibu mertuaku : “Maafkan aku telah hadir didalam kehidupan anakmu sampai aku hidup didalam hati anakmu. 

Ketahuilah Ma.. dari dulu aku selalu berdo’a agar Mama merestui hubungan kami. 

Mengapa engkau fitnah diriku didepan suamiku, apa engkau punya buktinya Ma?  Mengapa engkau sangat cemburu padaku Ma?  
Fikri tetap milikmu Ma, aku tak pernah menyuruhnya untuk durhaka kepadamu, dari dulu aku selalu mengerti apa yang kamu inginkan dari anakmu, tapi mengapa kau benci diriku.. Dengan Desi kau sangat baik tetapi denganku menantumu kau bersikap sebaliknya..”  


***  Setelah ku buka laptop, kubaca curhatan istriku.  ========================== ===========================  Ayah, mengapa keluargamu sangat membenciku?

  Aku dihina oleh mereka ayah..  Mengapa mereka bisa baik terhadapku pada saat ada dirimu? 

Pernah suatu ketika aku bertemu Dian di jalan, aku menegurnya karena dia adik iparku tapi aku disambut dengan wajah ketidaksukaannya. Sangat terlihat Ayah..  Tapi ketika engkau bersamaku, Dian sangat baik, sangat manis dan ia memanggilku dengan panggilan yang sangat menghormatiku. Mengapa seperti itu ayah ?  

Aku tak bisa berbicara tentang ini padamu, karena aku tahu kamu pasti membela adikmu, tak ada gunanya Yah..  Aku diusir dari rumah sakit.  
Aku tak boleh merawat suamiku.
  Aku cemburu pada Desi yang sangat akrab dengan mertuaku. 
Tiap hari ia datang ke rumah sakit bersama mertuaku.  Aku sangat marah..  Jika aku membicarakan hal ini pada suamiku, ia akan pasti membela Desi dan  ibunya..  Aku tak mau sakit hati lagi.. 

Ya Allah kuatkan aku, maafkan aku..  Engkau Maha Adil..  
Berilah keadilan ini padaku, Ya Allah.. 
Ayah sudah berubah, ayah sudah tak sayang lagi pada ku.. 
Aku berusaha untuk mandiri ayah, aku tak akan bermanja-manja lagi padamu..  
Aku kuat ayah dalam kesakitan ini..  Lihatlah ayah, aku kuat walaupun penyakit kanker ini terus menyerangku..  
Aku bisa melakukan ini semua sendiri ayah..  
Besok suamiku akan menikah dengan perempuan itu. Perempuan yang aku benci, yang aku cemburui, tapi aku tak boleh egois, ini untuk kebahagian keluarga suamiku. Aku harus sadar diri.  Ayah, sebenarnya aku tak mau diduakan olehmu.. 

Mengapa harus Desi yang menjadi sahabatku? 

Ayah.. aku masih tak rela..  Tapi aku harus ikhlas menerimanya. 

Pagi nanti suamiku melangsungkan pernikahan keduanya. Semoga saja aku masih punya waktu untuk melihatnya tersenyum untukku. Aku ingin sekali merasakan kasih sayangnya yang terakhir. Sebelum ajal ini menjemputku. 

”Ayah.. aku kangen Ayah..”  


=====================================================

  ’’Dan kini aku telah membawamu ke orang tuamu, Bunda..  

Aku akan mengunjungimu sebulan sekali bersama Desi di Pulau Kayu ini.  

Aku akan selalu membawakanmu bunga mawar yang berwana pink yang mencerminkan keceriaan hatimu yang sakit tertusuk duri.’’  

Bunda tetap cantik, selalu tersenyum disaat tidur..  

Bunda akan selalu hidup dihati ayah.. 

Bunda.. Desi tak sepertimu, yang tidak pernah marah..  Desi sangat berbeda denganmu, ia tak pernah membersihkan telingaku, rambutku tak pernah di creambathnya, kakiku pun tak pernah dicucinya. 

Ayah menyesal telah menelantarkanmu selama 2 tahun, kamu sakit pun aku tak perduli, hidup dalam kesendirianmu.. 

Seandainya Ayah tak menelantarkan Bunda, mungkin Ayah masih bisa tidur dengan belaian tangan Bunda yang halus..  Sekarang Ayah sadar, bahwa ayah sangat membutuhkan bunda..  Bunda.. kamu wanita yang paling tegar yang pernah kutemui.. 

Aku menyesal telah asik dalam ke-egoanku..  Bunda.. maafkan aku.. Bunda tidur tetap manis. Senyum manjamu terlihat di tidurmu yang panjang.. 

’’Maafkan aku, tak bisa bersikap adil dan membahagiakanmu, aku selalu meng-iyakan apa kata ibuku, karena aku takut menjadi anak durhaka.  

Maafkan aku ketika kau di fitnah oleh keluargaku, aku percaya begitu saja.. 

Apakah Bunda akan mendapat pengganti ayah di surga sana? 

Apakah Bunda tetap menanti ayah disana? 
Tetap setia dialam sana?  Tunggulah Ayah disana Bunda..  
Bisakan? Seperti Bunda menunggu ayah di sini.. Aku mohon..

  ’’Ayah Sayang Bunda….’’


to my beloved one, hubby..
maaf jika cintaku belum sempurna..
Tapi akulah orang yang akan selalu mencintaimu
hingga diujung penantian kita di syurga nanti..Amiin..
Aq mencintaimu, Suamiku. . ..

PLN Tanjungpinang [02:25]

Kalo post sebelumnya aq pikir uda keren lembur sampe hampir jam 12 malem, ternyata iiwaow..my 1st experience,guys..ini lembur nyampe pagi.. PAGI!!!
Antara percaya dan ngga,bahwa akan benar2 merasa kantor ini ga cuma tempat kerja tapi juga tempat makan skaligus tempat tidur. 

Mo sms suami ga tega, takut menganggu tidurnya dan pasti ga akan bisa tidur lagi klo tau aq lembur nyampe jam segini. (Abi, maafin umi y..?). Dan so far baek2 aja koq...cuma capek aja duduknya. Malah klo uda terlanjur melek gini ga bisa tidur bawaannya. Dan sepertinya sudah jelas, kami baru akan pulang subuh nanti. . .langsung mandi dan berangkat lagi...Bia dipastikan apa yang akan terjadi esok..Molor di meja mode:on. Tak juga tega untuk menceritakan pada ibu, pasti beliau akan sangat cemas...heboh suruh beli vitamin ini itu...

Hanya saja kemudian berpikir...kemudian berangan tak ingin seperti ini terus. Heran,dari tadi ngebayangin aja suami ketiduran nunggu istrinya ga pulang2. (Ah abi...maaf y sayank...maaf...ketntraman akan kita dapat pada saatnya...)

dedicated to my beloved one..
bersalah ini bersarang ketika melangkah menjauh darimu . .
memberi kecemasan di hatimu. .
memberi kerinduan terdalam dalam harimu. .

Maaf,kekasihku...akn terbayar pada saatnya..
dimana kita takkan terpisah..
Ini saatnya mengolah diri..
mematangkan hati..
memantapkan langkah..
agar pada hari dimana kita bisa saling beradu,
tak lagi ada peluh, yang ada hanya 'buah' manis pegorbanan. . .



      elegi kerinduan pada sosok terkasih...

Rabu, Agustus 04, 2010

Tetap (coba) tanamkan ikhlas meski lembur. . .

Ini judulnya nemenin temen lembur...
Dan karna ga ada kerjaan dan daripada cuma 'nggresulo' yauda de ngeblog ajah..
Mata uda bukan lagi 5 watt, tp uda tinggal 2 watt pun byar pet..haha, kepala?peninglaaah..*lhoh, ko jadi ngeluh...*

Ah, tapi inilah seninya, percaya aja bahwa someday mungkin akan kangen dengan suasana seperti ni... Apa salahnya nyoba hal2 baru yang menantang di kala masih muda.. Ya tho? Toh ini ga setiap hari, tapi mungkin akan berjalan selama tanggal2 muda gitu deh...
Untuk saat ini, aq blm terjun langsung di dalamnya, tapi dengan begini jadi taulah proyeksi keadaan kerjaku nantinya, dan semoga memberi pengertian pada orang2 terdekatku yang berhubungan lansung dengan pola hidupku ke depan ini...*my beloved husband...ikhlas y,bi...*

Bukan berarti ini akan terus2an aq biarkan...Toh kewajibanku masih banyak, tapi ini juga termasuk dalam daftar tak terduga untuk rencana masa depan. Jika memang harus melewati 'bukit' untuk sampai pada 'tujuan' kita..maka mau tak mau kita harus mau melewatinya. Dan tak bisa sendiri pula, butuh dukungan dari belakang, samping dan depan.

Harapannya, bukit itu akan segera terlewati dan kembali ke jalan datar meski kadang penuh kerikil. Tetap perjuangkan mimpi. Klo bahasa abg "HAJAR, Bleh..!!"

Hanya saja, beribu maaf pada suami yang slalu kubuat cemas dengan keadaan ini...*nonton jam dan uda jam 11 lebih 10 menit, buuuw....!* Oh, maafkan aku,yank...But, im okay here...really okay. Inilah pembelajaran bagiku agar lebih mampu menghormatimu,sayank...

Cukup untuk malam ini...mata mulai tak konsen....next posting yak..




-smoga manfaat, guys-