Nah, karna kemaren uda diriview sebagian, jni lanjutan reviewnya..cekidot ya...
Setelah Sidika Jari Kemenangan dan Sepasang Bidadari, berikut cara meledakkan rejeki kita (saya juga sedang mempraktekkannya):
3.Golongan Kanan
Kayanya semua juga uda tau kalo otak kanan identik dengan impian, imajinasi, dan ketidakmasukakalan. Makanya saya bilang di post sebelumnya kalo orang -orang golongan kanan ini sering disebut dengan orang 'sinting'. Nah, tapi jangan salah. para golongan kanan ini terdiri dari para pemimpin, direktur, dsb. Buktinya, pastilah pemimpin itu adalah orang2 yang punya ide, kreatif adan impulsif. Ya ato ya?? Dengan begitu, dia mampu menciptakan power sebagai pemimpin.
Kebalikannya, otak kiri digunakan untuk sesuatu hal yang rasional, logis, terencana dan terkait dengan IQ. Runtut, urut, nurut, gitu deh tipenya. Makanya gak heran kalo orang-orang golongan kiri ini biasanya jadi karyawan ato bawahan.
Oranga kanan adalah orang mampu berpikir diluar batas kewajaran seperti halanya dalam membuka usaha, mereka tidak perlu feasibility studi atau penghitungan-penghitungan titik BEP dalam waktu sekian tahun, modal mereka cuma niat dan kemauan. Golongan kanan akan memberi terlebih dahulu (sedekah) sebelum memulai usaha, sedangkan para kiri mengatakan "giamana mau sedekah, usaha aja belum...", dll.
4. Simpul Perdagangan
Apa sich simpul perdagangan???Nah, di bab ini, mas Ippho menampilkan Muhammad SAW sebagai suri tauladan sebagai pedagang dan akan ngebuat kita ngiler pengen jadi pedagang.
Pokoknya perdagangan ini, mas Ippho bermaksud untuk mengajak kita para pembaca untuk lebih memilih menjadi pedagang atau pengusaha ketimbang menjadi seorang kaaryawan atau bawahan. Karena seperti halnya Nabi Muhammad SAW yang berprofesi sebagai pedagang dan Beliau juga berwasiat "Berdaganglah engkau, karena sembilan dari sepuluh pintu rejek itu berada di perdagangan". Agama menganjurkan kita untuk menjadi kaya karena dengan kekayaan kita bisa dengan mudah dalam bersedekah, haji, umrah, membangun sarana ibadah,dll yang bermanfaat.
Ada paragraf menarik di bab ini yang ngebuat saya sendiri merasa amat sangat menyesal kenapa saya tidak mengetahui buku ini sejak kuliah dulu... How kuper i am... hiks..
"Sulaiman kaya dengan menjadi Raja, Yusuf kaya dengan menjadi menteri, Muhammad SAW kaya dengan menjadi PEDAGANG. Mana yang mampu kita tauladani klo gitu. Kita jauh dari keturunan kerajaan, mo jadi menteri pun, hmmm... yakin lo? Nah, tapi untuk jadi PEDAGANG, everyone can be!!! -agak diubah kalimatnya-
5. Perisai Langit
Perisai langit ini adalah gambaran berbentuk perisai yang sudut2nya terdiri dari 'hubungan kita terhadap langit'. Saya sendiri cenderung mengartikannya sebagai alas penadah rejeki. Laen kali saya uplod gambarnya ya..
Di sini, kita akan diperkenalkan dengan ajaran agama lagi, yang sebenarnya memang sudah kita dapatkan di sekolah dulu, bedanya, kali ini semua itu adalah rangkaian pembuka pintu rejeki kita.
Nah salah satu unsurnya adalah bersedekah. Dengan sedekah maka kita akan mendapatkan lebih banyak dari pada apa dan berapa yang telah kita sedekahkan, karena ini hukum Kausalitas. Untuk mempercepat terbukkanya pintu rejeki, khususnya bagi muslim adalah dengan cara bersedekah, shalat dhuha, shalat tahajud, istighfar, zikir, tawakal, bersyukur, menikah, haji, umrah, dan memperbaiki ibadah..
Lagi-lagi, cara ini adalah cara yang dianggap nonsense sama otak kiri kita. Yang semua itu bisa dianggap tidak masuk akal bagi penganut otak kiri, tapi sangat mungkin bagi otak kanan. Seluruh masalah dapat disolusikan dengan sedekah, misalnya untuk melunasi hutang, mengatasi kerugian, meningkatkan profit, meningkatkan omzet, menyembuhkan penyakit, menolak bala, dan memudahkan segala urusan.
Ups, tapi ingat juga, sesujud apapun kita padanya, ikhtiar juga perlu.. Nanti akan dibahas di akhir.
6. Pembeda Abadi
Saya lebih mengartikan pembeda abadi ini sebagai ciri khas kita, brandmark kita. Dengan memiliki khas, maka dunia akan melihat. Seperti halnya motor, pasti lebih populer honda ketimbang merek-merek lain. Orang tua pasti akan ngomong,"Antar embah honda aja ya, cu..". Jarang kan ada yang orang tua bilang, "Cu, antar embah pake kawasaki ya". Ya to? hehehe..
Demikian juga minuman teh dalam botol orang langsung tertuju pada teh botol sosro, air mineral dikunci oleh Aqua, dan Indomie untuk mi instant.,dll.
So, ga usah ditunggu, mari gali pembeda abadi kita...Saya juga sedang usaha keras untuk mencari pembeda abadi saya... ^_^
7. Pelangi Ikhtiar
Pelangi Ikhtiar terdiri dari tujuh bias yaitu impian, tindakan, kecepatan, keyakinan, pembelajaran, kepercayaan, dan keikhlasan yang merupakan kebiasaan-kebiasan dari seorang pemenang. Buku ini mengajarkan kita untuk selalu yakin akan KebesaranNYa.Dengan landasan percaya bahwa Tuhan itu akan mengabulkan semua permintaan kita maka yang perlu kita lakukan adalah dengan memperbesar impian, menyegerakan dan memperbanyak action, memperhatikan faktor pengali, menyempurnakan pelangi ikhtiar.
------------------------------------------------
Terus terang, buku ini membuat saya menyesal. Sangat menyesal bisa dibilang. Saya menyesal karna saya tidak membacanya sebelum saya lulus dan diterima sebagai karyawan seperti sekarang (red:kiri), padahal boleh dibilang sebelum memulai pengalaman menjadi karyawan di perusahaan satu ke perusahaan lain, sejak kecil, remaja, hingga dewasa, perdagangan adalah hidup saya.
Kalo boleh sedikit berbagi, saya kecil begitu komersil. Hahaha, gimana engga, begitu tau kalo hobi yang saya senangi, waktu itu menggambar sailormoon ditaksir temen2 saya, saya menjual gambar2 tersebut. Bahkan saya menerima orderan untuk itu. Untuk yang satu tokoh saya mematok harga Rp.50 hingga yang ukuran group saya bisa menjualnya sampe Rp.200. Dan itu kelas 4 SD, alhasil dengan begitu saya bisa membayar jajan lebih untuk sate tahu di sekolah.
Kebiasaan tersebut akhirnya sampe ke bangku kuliah. SMP hingga SMA saya gemar menjual gantungan kunci lucu dan kalung perak. Modalnya? hehe, lobi-lobi toko perak di samping toko ibu saya berdagang. Dan hasilnya, ta daaaa... saya bisa beli baju baru, secara saya memang super gengsi untuk minta duit ke ibu yang juga 'berjuang'. Sampe di bangku kuliah, dagangan beralih ke baju dan celana, ini pun karena kertidaksengajaan. Baju yang saya pakai cenderung punya nilai kualitas sama dg teman2 tapi jangan tanya soal harga, saya berani mengubrek2 pasar demi dapet kenalan tempat murah meriah plus diskon. Alhasil, teman2 pun setuju membeli dari saya ketimbang harus panas-panasan ke pasar beringharjo.
Untuk saya, ini mah rejeki nomplok. Gimana engga, sepulang dari kampus, kakak saya sering mengabari untuk dijemput di pasar, karna ianya memang berbisnis di sana. Nah, sekalian aja kan?
Boleh percaya ato engga, saya menikmati hidup ketika itu. Sangat malah, memutar otak mencari relasi, berpanas-panas ria bertemu dengan pedangang nyebelin sampai terlalu ramah (sampai dagangannya boleh saya pinjam), dan sebagainya.
Tapi hidup berputar, gan. Saat ini saya ada di belakang meja. Mengetik ngetik angka yang nyatanya belum pernah saya lihat, dan bosan. Tapi bersyukur bisa begini, dan suatu hari nanti, suatu saat, saya akan kembali menekuni kecintaan berdagang saya, melobi pelanggan ato suplier, sapa tau sampai mancanegara, ya to? Amiin..
-semoga bermanfaat-