Rabu, Januari 25, 2017

NHW#1 (Martikulasi Ibu Profesional)

Assalamu'alaikum...

Mari bersihin sarang laba2 di sini.. 😅. Saking lamanya ga kesentuh si blog ini.
Kalo barang kayanya uda bakal karatan atau berdebu deh ..hehehe..

Okee..posting perdana setelah sekian lama ngumpet dibalik kenyamanan main sama anak kali ini adalah tentang PR yang harus saya kerjakan selama mengikuti program Kulwap IIP atau Institut Ibu Profesional. Makanya judulnya NHW alias Nice Home Work. 😊

Yuk ah mulai aja ya... Uda lama ga nulis ah saya, jadilah agak buntu mau nulis apa lagi.. 😄

Ditanya soal jurusan apa yang ingin saya tekuni di universitas kehidupan ini, membuat saya punya banyak sekali jawaban. Tapi sisipan kata 'satu' pada pertanyaan tersebut bikin saya bingung. Well..ini agak mengindikasikan saya masih galau kayaknya.
Saya pengen belajar bisnis, desain, parenting dll dll pokoknya. Alesannya ya ini itu, lebih panjang tentunya.

Sempat merasa bingung, mencoba mengorek kembali niat dalam hati, dan mempertimbangkan segala kondisi. Saya ini mau belajar apa sebagai seorang ibu, mompreneur, istri, anak, adik... Dimana saya memprioritaskan posisi saya..

Dan di tengah kegalauan dan kegundahan hati (cieh), saya kembali seperti diingatkan saat menatap wajah Fatih yang kebetulan sedang tidak sehat beberapa hari ini. Wajah ini yang membuat sy pengen bisa membangun bisnis dan mencapai pasive income, wajah ini yang membuat saya mendadak jd master chef, atau mengikuti segala bentuk kegiatan parenting, dari mulai dunia maya hingga mencoba berinteraksi lewat komunitas di dunia nyata. Lalu saya bertanya pd diri sendiri, am i enough to be a good mom?

Dan disitulah Allah mulai hujamkan azam bagi saya untuk terus belajar tentang parenting. Tentang lika liku pengasuhan, tentang membangun masa indah dalam memori anak2 saya, tentang segala pernak pernik membersamai generasi yang lebih baik dari saya, ibunya.

Alasan terkuat kenapa ilmu ini yang saya mantapkan untuk pelajari adalah karna saya ingin mereka, anak2 saya, menerima pola pengasuhan yang jauh lebih baik dari yang saya terima. Jauh dari diabaikan, jauh dr bullying orang tua yg kdg tak disadari, jauh dari tuntutan yang menekan dan menutup jalan kreativitas. Memotong pola garis pengasuhan yang selama ini terbentuk kurang pas, dan membentuk pola pengasuhan baru yang lebih dekat dengan tauhid, yang condong pada kemandirian, yang tak luput dr kreativitas berfikir dan berupaya.

Seperti sebelumnya, meski tak terlibat secara aktif, beberapa grup diskusi parenting coba saya ikuti. Sildar atau silaturahmi darat, alias ketemuan anggota grup kemudian membahas bab parenting diusahakan untuk bisa hadir jika memang tdk ada uzur. Beberapa buku parenting juga sempat saya koleksi meski belum semua tamat dibaca..(ketauan deh).
Strategi lain untuk lebih mendalami ilmu ini ya ngikut seminar2 parenting yg berbayar (asal masih kuat) apalagi yg free. Dan kali ini, Alhamdulillah dipertemukan dengan IIP asuhan Bunda Septi Peni Wulandari.

Selain strategi di atas, saya juga sering ngepo dan stalking timeline-nya pakar dan praktisi parenting, terutama homeschooling. Elly Risman dan Kiki Barkiah adalah dua diantarnya. Masih ada beberapa lagi yg lain.

Ah, tapi menuntut ilmu perenting memang tak semudah membalik telapak tangan. Saya tau, segalanya harus dimulai dari diri sendiri. Mendidik anak yang baik harus dimulai dari perubahan diri menjadi lebih baik. Mengosongkan gelas, adalah salah satu metode yang selalu saya praktekkan setiap kali harus mulai belajar sesuatu. Ada yang bilang, mempeluas 'wadah' juga. Intinya meng'nol'kan diri, menyerap ilmu yang datang dari mana saja.
Dan tentu saja, memaafkan. Memaafkan masa lalu, tidak membandingkan apa yang kita alami dengan apa yg 'seharusnya' kita dapatkan. Agak bingung ya... Ya pada intinya memaafkan pola pengasuhan ortu kita pada kita untuk dapat mempraktekkan pola pengasuhan lebih baik bagi anak2 kita.

Terakhir, tentu segala upaya tak akan pernah berhasil jika kita melupakan Pemilik Ilmu dan Pemilik hati kita dan juga anak2. Maka kemudahan dan penjagaanlah yang setiap saat saya pinta kepadaNya agar segala kebaikan sajalah yang anak saya terima dari saya, menutup pengaruh dan sisi buruk yang pernah berbekas dalam perlakuan masa lalu. Semoga Allah menjaga diri kita untuk tetap membersamai tumbuh kembang buah hati. 😊